Happy Reading!!!
Maaf ya, up nya malem terus..|Bismillah. |
Surawisesa menatap dua prajurit yang datang menghampirinya ditemani oleh seorang senopati yang membukakan pintu jeruji tempat dimana Surawisesa berada.
"LEPASKAN!!! Apa yang akan lakukan padaku??" dalam kondisi terikat ia digiring paksa oleh dua prajurit yang membawa keluar dari dalam penjara.
Senopati Agra menatapnya miris.
"Surawisesa.. Apa kau lupa?? Hari ini, adalah akhir dari kehidupanmu.. Kau akan segera dihukum mati.." ujar Senopati Agra lalu tersenyum menghina.
"KURANG AJAR KAU!!! Tutup mulut busukmu itu Senopati Kumpar Putih yang tidak berguna!!!"
PLAKK!!!
Sebuah tamparan mendarat keras di wajah Surawisesa. Tamparan itu membekas kemerahan di wajahnya yang terlihat putih.
"Kau yang tidak berguna.." lirih Senopati Agra geram.
"KURANG AJAR!!!!" Surawisesa meronta berusaha melepaskan diri dari dua prajurit yang menahannya. Tapi, dengan cepat Senopati Agra menotoknya.
"Cepat, bawa dia ke balai depan istana!!" titah Senopati Agra.
"Sendika Senopati!!"
"Aku tidak akan pernah melupakan penghinaan ini, senopati Agra!!"
🍂
Yudakara duduk tak jauh dari tempat Rara Santang. Sedari diantara mereka tidak ada yang saling membuka pembicaraan. Yudakara sudah berusaha untuk itu, tapi Rara Santang seperti tak mau menghiraukannya.
Yang Rara Santang lakukan hanyalah termenung. Ia berusaha untuk tetap bersabar dan memikirkan bagaimana caranya agar bisa dapat keluar dari goa itu.
"Sungguh, aku tidak tega melihat keadaan Nyimas Rara Santang seperti ini. Aku ingin melindunginya, tapi nyatanya aku malah membuatnya menderita ditempat ini.. " Yudakara mulai bimbang. Ia merasa bersalah terhadap Rara Santang.
"Apa aku harus mengeluarkan Nyimas Rara Santang dari goa ini? Aku tidak ingin terus menerus membuatnya menderita.. " Yudakara menatap kearah Rara Santang.
"Ya Allah, berilah hamba jalan agar dapat keluar dari tempat terkutuk ini. Hamba ingin segera menemui keluarga hamba ya Allah.. " batin Rara Santang mengiba. Ia benar-benar tidak dapat melakukan apapun saat ini.
Tiba-tiba pandangan Rara Santang tak sengaja melihat kearah Yudakara yang berjalan cepat menuju pintu goa. Ia mengira bahwa Yudakara mungkin akan pergi keluar, tapi nyatanya tidak.
"Apa yang dia lakukan??"
Yudakara mengeluarkan kekuatannya untuk melepaskan tirai ghaib yang menutupi pintu goa itu.
Rara Santang perlahan berdiri dan menghampiri Yudakara.
"Apa yang kau lakukan??" tanya Rara Santang.
"Aku ingin melepaskan tirai ghaib ini agar kau bisa keluar dari sini.."
Terkejut. Itulah yang Rara Santang rasakan. Ia tidak menduga bahwa Yudakara mau untuk membebaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...