NEW UPDATE !!
Udah siap baca kelanjutannya ...?
Langsung aja yuk,Happy Reading guys !!
|Bismillah.|
"BUNDA!!!"
Kian Santang dan Rara Santang terkejut mendengar teriakan Kianara. Keduanya segera menghampiri Kianara yang terlihat gelisah sembari menahan kepalanya yang berdenyut kencang.
"Kianara! Apa kau baik-baik saja?" seru Rara Santang keheranan. Ketika mereka sedang dalam perjalanan tiba-tiba gadis itu meneriaki nama ibundanya tanpa sebab yang pasti.
Gadis yang di tanya memilih untuk bungkam sejenak. Ia berusaha menenangkan diri sambil memijat kepalanya yang terasa pening.
"Ada apa Kianara?" ujar Kian Santang yang dapat melihat kekhawatiran di wajahnya. Gadis itu sepertinya baru saja mendapatkan firasat buruk.
"Tidak. Tidak ada yang baik-baik saja, Raden. Ibundaku ... Ibundaku dalam bahaya!" suara Kianara terdengar ketakutan. Gadis itu segera menegakkan tubuhnya dan menatap Rara Santang dan Kian Santang bergantian.
"Maafkan aku, tapi aku harus pergi. Aku ... Aku takut hal buruk terjadi pada ibundaku," ujar Kianara dengan suara bergetar. Bayangan ibundanya berkelebat memenuhi pikirannya. Sudah cukup lama ia terpisah dari sang bunda, ia merasa akan menjadi anak paling durhaka jika suatu hal buruk menimpa ibundanya sedang ia tidak berada di tempat.
"Ya, tentu saja. kau boleh menemui ibundamu, kami tidak akan mencegahmu," ujar Kian Santang.
"Akan tetapi, kami akan ikut serta bersamamu," sambung Rara Santang yang di balas gelengan oleh Kianara.
"Tidak, tidak ... Itu tidak perlu. Aku tidak ingin menghambat perjalanan kalian," Kianara berusaha menolak. Rasanya sungkan jika harus melibatkan Kian Santang dan Rara Santang dalam permasalahannya.
"Mengapa tidak? Selama ini kau sudah sangat membantu keluarga kami. Lantas apakah salah jika kami ingin melakukan hal yang serupa? Tak ada ruginya bagi kami untuk membantu dirimu," ujar Rara Santang.
"Ya, apa yang di ucapkan yunda itu benar. Kau tidak perlu merasa khawatir. Lagipula, kita dapat melanjutkan perjalanan setelah menyelesaikan permasalahanmu. Tidak akan ada yang merugi, ataupun merasa di rugikan. Selama niat kita ingin berbuat baik membantu sesama karena Allah, maka insyaallah ... Ganjaran Allah lebih besar adanya," ujar Kian Santang yang kemudian di balas anggukan pelan Kianara.
Ucapan Raden Kian Santang cukup menentramkan hati Kianara yang sedang gundah, setidaknya ia merasa lebih baik karena ada orang-orang baik yang selalu berada di sekelilingnya dan siap untuk menemaninya dalam keadaan apapun.
"Baiklah, terima kasih banyak, Raden. Nyimas," ujar Kianara berusaha memperlihatkan senyuman di balik kekhawatiran.
Ketiganya akhirnya mengubah jalur perjalanan mereka menuju Kumpar Putih. Perjalanan yang tak akan di tempuh lama, karena mereka melakukannya dengan cepat.
ⓚⓡⓚⓢ
Kaki Surawisesa melangkah memasuki gapura besar Pajajaran di ikuti oleh ibunda dan pamannya. Kedatangan mereka di sambut hormat oleh beberapa prajurit penjaga gapura istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...