Finally...
Happy Reading!! 💚.
.
.Nyai Rompang tertawa lepas penuh kemenangan melihat perkampungan Kumpar Putih yang porak-poranda. Mudah saja ia mengacaukan kampung kecil itu dengan tongkat saktinya.
"Dimana Ratu Kumpar Putih yang lemah itu, lihatlah! Ia bahkan tidak bisa melindungi penduduknya." Nyi Rompang mengakhiri ucapannya dengan kekehan yang sangat keras.
"HEI NENEK TUA! BERANINYA KAU MENYAKITI RAKYATKU!"
Seorang wanita setengah baya mengenakan gaun putih, dengan mahkota mengkilap di kepalanya berjalan di iringi beberapa pasukan khusus dibelakangnya.
Nyi Rompang tersenyum sinis.
"Aku merasa heran denganmu, Nyi Rompang. Kau semakin tua tapi tabiatmu semakin busuk saja. Ingatlah kematian mak lampir!!" sarkas Ratu Mewar tersenyum kecut.
"KURANG AJAR!!" Nyi Rompang menghentakkan tongkatnya ke tanah dengan geram.
"Beraninya kau menghinaku! Aku tidak akan mengampuniku! Kupastikan putrimu menangis histeris melihat jasad ibunya yang membusuk!! Kyaa..." Nyi Rompang bergerak maju menyerang Ratu Mewar dan pasukannya.
Pertempuran sengit akhirnya terjadi diantara mereka.
—KRKS—
Di salah satu ruangan rahasia Kumpar Putih, beberapa anak mondar-mandir cemas sambil sesekali mengeluh ketakutan. Kianara dapat merasakan hal itu. Ia bahkan dapat mendengar tangis kecil dari beberapa anak yang sepertinya sangat takut dengan keadaan ini.
"Anak-anak yang manis, kemarilah..."
Semua anak segera berkumpul ketika mendapat aba-aba dari Kianara.
"Dengarkan aku," Kianara berkata dengan hangat dan penuh kelembutan. Tidak tersirat ketakutan sedikitpun dari sorot wajahnya. Mata bening itu terlihat tenang mengerjap pelan.
"Aku ingin bertanya," Kianara mengambil posisi lebih nyaman dan meminta mereka untuk duduk dengan lebih tenang.
"Ketika kita merasa takut, kita harus minta perlindungan kepada siapa?"
Hening sejenak. Anak-anak saling tatap. Tiba-tiba seorang anak mengangkat tangannya.
"Raden Kian Santang pernah bilang, kalau kita merasa takut, mintalah perlindungan kepada Allah," anak laki-laki berambut ikal menjawab dengan lancar.
Kianara tersenyum lega. "Benar sekali!"
"Anak pintar," ujar Kianara mengacungi jempol.
"Kalian harus ingat, kita punya Allah. Kalau kita takut, kita minta perlindungan kepada Allah dengan berdoa. Ayo, sekarang kita sama-sama berdoa," ujar Kianara.
Semua anak taat dan mengikuti arahan Kianara. Mereka mengangkat tangannya sembari merapalkan doa dalam hati.
"Nyimas, apa Raden Kian Santang bisa mengalahkan para penjahat-penjahat itu?" tanya seorang anak perempuan dengan polos.
Kianara tersenyum lembut. "Atas izin Allah, Raden Kian Santang bisa mengalahkan orang-orang jahat, insyaallah. Karena itu kita harus bantu dengan do'a ya, jangan berhenti berdzikir dan bershalawat,"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanficPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...