|Bismillah. |
"Luar biasa. Aku tidak menyangka, rupanya Balapati telah mengirim kau datang kemari untuk menjalankan tugas besar itu."Bintari menyunggingkan senyum sinisnya mendengar penuturan Nirwana.
"Tentu saja. Kian Santang bukanlah tandingan yang mudah untuk di kalahkan. Karena itulah aku datang ke sini untuk menyerangnya dari dalam."
"Tapi sebelum itu, kau harus membantuku menjalankan tugasku." ujar Nirwana sembari melangkah maju mendekati Bintari.
"Apa maksudmu?"
"Esok hari, akan ada penyerangan besar-besaran terhadap istana Pajajaran. Kita harus melakukan sesuatu untuk memudahkan penyerangan itu."
"Bagaimana caranya??" seru Bintari.
"Besok sebelum matahari terbit. Aku harus mengunci gerbang belakang dan gerbang samping istana, agar tidak ada seorangpun yang dapat masuk ataupun keluar dari sana. Sementara tugasmu adalah menghabisi seluruh prajurit Pajajaran yang tersisa dengan racunmu. Karena dengan begitu, anak-anak Siliwangi itu akan kewalahan menghadapi situasi ini. Dan akhirnya, kita akan memenangkan peperangan dengan sangat mudah."
Bintari tersenyum senang mendengar ide yang di utarakan oleh Nirwana. Patih Pajajaran itu sangatlah licik dan cerdik.
"Baiklah. Itu ide yang bagus. Aku akan menjalankan tugasku dengan sangat baik."
※※ⓚⓡⓚⓢ※※
"Apa??"
Kian Santang bangkit dari duduknya. Terpancar wajah kecemasan dari sana. Bayangan keadaan Kianara memenuhi pikirannya. Penjelasan dari Gagak Ngampar membuatnya semakin yakin bahwa Kianara sedang dalam bahaya.
"Aku tidak dapat menjamin keselamatannya ... Kondisinya sangat buruk."
"Tidak raka. Kianara pasti akan baik-baik saja. Aku akan segera menyusulnya." seru Kian Santang. Kakinya melangkah tegak dari pijakannya, tapi dengan cepat tangan Gagak Ngampar menahan dirinya.
"Rayi. Kau tidak bisa pergi dari sini. Lihat kondisimu saat ini. Apalagi saat ini malam semakin larut. Aku tidak akan membiarkanmu pergi kemanapun." tegas Gagak Ngampar.
"Tolong lepaskan tanganku, raka. Kianara membutuhkanku. Aku harus segera menolongnya."
Gagak Ngampar menarik napas berat kemudian menggeleng pelan.
"Tidak rayi. Jangan keras kepala. Kau hanya akan membahayakan dirimu sendiri, rayi." seru Gagak Ngampar.
"Jadi, raka meragukan diriku??" perlahan tangan kiri Kian Santang bergerak melepaskan tangan Gagak Ngampar yang menggenggam lengan kanannya. Hal itu sontak membuat Gagak Ngampar terkejut.
"Ra ... rayi. Lenganmu ...." Gagak Ngampar menatap takjub melihat lengan Kian Santang yang sudah dapat di gerakkan kembali.
"Iya raka. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah subhanahu wa ta'ala, Lenganku sembuh dalam waktu singkat. Apa sekarang raka masih mengkhawatirkan diriku??"
Gagak Ngampar tidak dapat mengatakan apapun lagi. Ia hanya dapat tersenyum senang melihat kondisi Kian Santang yang sudah lebih membaik.
"Baiklah, kalau begitu izinkan aku menemani perjalananmu, rayi."
"Ah, tidak raka. Sebaiknya raka tetap berada di istana. Aku akan bergegas menyelamatkan Kianara dan segera kembali sebelum matahari terbit." ujar Kian Santang meyakinkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/257638100-288-k327162.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...