Langsung aja nih, part selanjutnya ....Udah killat banget kan ini? 😄
Oiya, sepertinya ada banyak pembaca bayangan di sini .... 🤔
Okelah, lanjut aja.
Happy Reading!!
|Bismillah.|
Setelah memberikan amanat berupa tugas-tugas kenegaraan kepada keempat anaknya, Prabu Siliwangi segera bergegas menuju Kumpar Putih. Tak ada waktu lagi untuk menunggu, apalagi sang prabu baru saja mendapatkan firasat buruk mengenai keadaan para istrinya. Dengan mempercepat langkahnya, ia meninggalkan istana Pajajaran dan menuju Kumpar Putih.
Di sisi lain, Walangsungsang dan Gagak Ngampar tak ingin berdiam diri saja dalam istana. Keduanya segera memperbaiki kerusakan yang timbul akibat peperangan. Selain itu, mereka berdua juga turut serta mengobati para prajurit yang sebagian besar terluka berat akibat peperangan itu.
Sementara itu, Kian Santang dan Rara Santang tengah bersiap-siap. Keduanya segera mengubah penampilan mereka dengan menggunakan pakaian penyamaran. Kian Santang terlihat mengenakan sorban putih yang sudah terpajang gagah di puncak kepalanya. Ia menggunakan pakaian putih di lapisi rompi berwarna merah manggis yang sangat cocok dia gunakan. Tak lupa ia mengenakan kain bercorak batik khas Jawa barat yang terpasang rapi di pinggangnya menutupi sebagian celana bahan hitam yang ia kenakan. Dan jangan lupa, tas selempang kain yang selalu menemani setiap perjalanannya.
Dan Rara Santang, gadis itu terlihat cukup berbeda dengan pakaian penyamarannya. Ia menggelungkan sebagian rambut atasnya, membentuknya menjadi sebuah sanggul dan melekatkan tusuk konde untuk menguatkannya agar tidak terjatuh, sementara bagian bawah sisa rambutnya dia biarkan tergerai begitu saja. Ia kemudian menggunakan baju terusan selutut berwarna merah jingga, senada dengan warna celana panjang yang ia kenakan. Tak lupa ikat pinggang hitam yang melingkar manis di tubuh rampingnya dan tas selempang kain yang ikut serta menemani perjalanannya.
"Aku sudah siap, rayi." ujar Rara Santang ketika keduanya sama-sama keluar dari kamarnya masing-masing.
"Iya, yunda. Tapi ... sebelum pergi, aku akan menemui Kianara terlebih dahulu untuk melihat keadaannya," ujar Kian Santang yang segera di angguki oleh Rara Santang.
"Baiklah, aku akan ikut denganmu, rayi. Aku juga ingin melihat kondisi Kianara saat ini."
Keduanya akhirnya melangkahkan kaki menuju kamar yang di tempati Kianara. Setelah sampai di sana, mereka berdua menghampiri Kianara yang sedang tertidur pulas. Sepertinya gadis itu begitu kelelahan hingga ia tertidur cukup lama.
"Alhamdulillah, sepertinya Kianara baik-baik saja," ujar Kian Santang lega.
"Iya rayi, tapi ... Apa kau yakin tidak mengajaknya pergi bersama kita? Selama ini dia selalu mengikutimu ke manapun kau pergi, apa nanti dia tidak akan mencarimu saat tidak melihat keberadaanmu di sini?" ujar Rara Santang menyerang Kian Santang dengan pertanyaan-pertanyaannya. Selama ini Rara Santang dapat melihat bahwa Kianara sepertinya sangat bergantung pada Kian Santang. Ke manapun rayinya itu pergi, Kianara pasti selalu menyertainya.
Kian Santang menarik napas pelan. Pertanyaan Rara Santang berhasil menyadarkan dirinya bahwa Kianara telah menjadi teman perjalanannya selama ini. Ia sebenarnya ingin mengikutsertakan Kianara dalam perjalanan ini, tapi untuk saat ini,.ia pikir lebih baik membiarkan Kianara beristirahat lebih lama di bandingkan ikut serta yang tentunya akan membuatnya bertambah letih.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...