Happy Reading!!!
|Bismillah. |
TANG! TANG! SYUT! SYUT!
TANG! TANG.. SYUT."Syekh guru. Apa syekh mendengar suara itu??" ujar Raden Walangsungsang lalu menghentikan langkahnya.
"Iya Raden, itu seperti suara pertarungan.."
"Ayo kita lihat, syekh. Siapa yang sedang bertarung.. "
Raden Walangsungsang dan Syekh Nurdjati berjalan cepat menuju sumber suara tempat terjadinya pertarungan.
Terlihat dari kejauhan seorang wanita yang tengah diserang sekelompok perampok yang menghadangnya. Wanita itu terlihat kewalahan karena jumlah perampok yang cukup banyak itu.
"Ibunda Ambet Kasih?? Syekh Guru, bukankah itu ibunda Ambet Kasih??" ujar Walangsungsang sedikit terkejut.
"Benar Raden, itu gusti Ratu Ambet Kasih...!! Mari kita bantu beliau melawan para perampok itu. " seru Syekh Nurdjati.
"Mari Syekh Guru!!! "
Raden Walangsungsang dan syekh Nurdjati melompat masuk kedalam pertarungan yang sedang berlangsung.
"Raden Walangsungsang? Syekh Nurdjati??" Ratu Ambet Kasih terlihat senang melihat kedatangan keduanya.
"Ibunda, apa ibunda baik-baik saja??" tanya Walangsungsang cemas.
"Ibunda baik-baik saja, nak."
"SIAPA KALIAN!! Berani sekali ikut campur urusan kami!!!!" bentak salah satu perampok itu.
"Aku tidak akan membiarkan kalian menyakiti ibunda ku.." seru Raden Walangsungsang lantang.
"ohh, begitu ya? Baiklah, aku ingin tau.. Apakah kau bisa melindungi ibunda mu itu atau tidak. Sekarang, TERIMALAH SERANGAN DARI KAMI!!"
Para perampok itu maju serentak menyerang Raden Walangsungsang, Ratu Ambet Kasih dan Syekh Nurdjati.
Pertarungan berlangsung cukup lama. Dan pada akhirnya para perampok itu bisa dikalahkan. Mereka akhirnya lari tunggang langgang meninggalkan tempat itu.
"Alhamdulillahi robbil'alamin.. " ucap mereka bertiga secara bersamaan.
Raden Walangsungsang segera menghampiri Ratu Ambet Kasih.
"Ibunda, aku sangat senang dapat bertemu dengan ibunda disini.." ujar Walangsungsang sambil tersenyum.
"Iya. Ibunda juga sangat senang bisa bertemu dengan mu dan juga syekh Nurdjati... Terima kasih karena sudah membantu ..." ujar Ratu Ambet Kasih.
"Sama-sama, Ibunda.. "
"Sama-sama gusti Ratu, tapi kalau boleh hamba tau, hendak kemana gusti Ratu pergi?? Mengapa tidak bersama dengan putra gusti Ratu, Raden Gagak Ngampar?? " tanya Syekh Nurdjati.
"Iya Ibunda. Ibunda hendak kemana??"
Sambung Walangsungsang.Ratu Ambet Kasih tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...