22 - SIASAT SI PENOPENG

452 81 12
                                    

New Update!!! 😃

Jangan lupa ninggalin jejak ya.
Vote & comment sebanyak-banyaknya!!!😄

Ceritanya makin seru lho!!!😉

Jangan lupa baca caption di akhir cerita yaa.... 😁

.
.

Happy Reading!!! 💚


|Bismillah. |

"Astagfirullahal'adzim!!!!!"

Kian Santang dan Walangsungsang saling bersitatap satu sama lain. Keduanya sama-sama terkejut.

"Dimana jeruji jaring itu??" Kian Santang terlihat kebingungan. Begitu pula Walangsungsang.

"Ada apa raka, rayi?? Apa yang sebenarnya terjadi??"

Rara Santang dan Surawisesa juga ikut kebingungan. Mereka berdua diajak Kian Santang dan Walangsungsang memasuki sebuah hutan angker. Tapi, setibanya disana, mereka tidak menemukan apapun selain kebingungan.

"Aku sangat yakin, Siluman itu kami timbun kedalam dasar bumi ditempat ini.. Tapi mengapa tidak ada apapun disini??" ujar Walangsungsang kemudian.

"Apa raka yakin ini adalah tempat yang benar?? Mungkin saja ditempat lain.." ujar Surawisesa.

"Tidak. Aku sangat yakin ini adalah tempatnya... Iya kan, raka?" Kian Santang menatap Walangsungsang meminta pembelaan.

"Benar. Itu benar sekali, rayi. Tapi.. Dimana jeruji itu berada??"

Walangsungsang dan Kian Santang terlihat berpikir keras sambil mengingat-ingat kembali.

"Apa jangan-jangan.. Seseorang telah mengeluarkannya..?" ujar Rara Santang.

"Itu bisa saja terjadi.." sambung Surawisesa.

"Tapi, siapa??"

※※ⓚⓡⓚⓢ※※

BOOMMB!! BOM! BOM!!


Mata Senopati Agra membelalak diikuti senyum penuh kekaguman.

Jeruji itu akhirnya terlepas. Setelah beberapa kali mencoba, Putri Narata akhirnya dapat melepaskannya.

"Rupanya... Kanuragan Putri Narata semakin berkembang pesat! Aku tidak menyangka dia dapat melepaskan jeruji itu..."

Senopati Agra segera menghampiri Putri Narata yang sudah berada disebelah Siluman Beracun.

"Sepertinya pergerakan dan aliran darah Siluman ini telah ditotok.." ujar Senopati Agra.

"Biarkan aku melepaskannya.."

"Tunggu!!!"

Tangan Putri Narata mencegat Senopati Agra yang hendak melepaskan totokan Siluman Beracun.

"Tunggu sebentar..." Putri Narata tersenyum kearah Senopati Agra dan memintanya sedikit menjauh.

"Dia harus berjanji terlebih dahulu..."

Senopati Agra menautkan keningnya tidak mengerti dengan perkataan Putri Narata.

"Dengar Siluman Beracun.. Kau harus berjanji akan mengikuti semua perintah ku jika aku melepaskan totokan mu.." ujar Putri Narata.

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang