SEMANGAT PAGI!! 😀
Selamat melanjutkan cerita!!
Bismillah....
.
."CEPAT CARI DUA PEMUDA BEDEBAH ITU!! Berani sekali mereka mempermainkanku," Ratu Cempaka bangkit dari duduknya dengan amarah yang meluap. Tangannya terkepal kuat dengan mata bengis yang menatap lurus kedepan. Hari sudah menjelang petang, tapi putrinya dan dua pemuda bangsawan itu belum juga kembali. Gerombolan prajurit yang diperintah bergegas pergi menjalankan titah sang Ratu.
Gadis berpakaian pelayan di sebelah Ratu Cempaka tertunduk lesu. Ada bekas genangan air mata di pipinya yang memerah akibat tamparan keras ibunda dari sahabatnya itu. Beberapa saat lalu, Ratu Cempaka mulai curiga dan memiliki firasat buruk mengenai kepergian putrinya dan berbagai alasan yang dilontarkan. Ia akhirnya memaksa Laras sebagai orang terdekat putrinya agar mau mengatakan sejujurnya. Awalnya Laras tidak mau angkat bicara. Ia bahkan di tampar berulang kali dan berakhir luluh tatkala Ratu Cempaka mengecam akan menyiksa orang tuanya.
"Maafkan aku Putri Ahana,"
—KRKS—
"Apa yang sedang terjadi padanya?"
Kian Santang, Surawisesa dan Ahana berdiri menatap gadis bertudung putih yang sebagian wajahnya tertutup, tengah terbaring di atas dipan saung.
"Aku sudah berusaha menyalurkan hawa murni ku, tapi tidak berpengaruh apapun. Aku bahkan merasa tubuhnya menolak untuk mendapatkan hawa murni itu," jelas Kian Santang dalam kebingungannya.
"Kau benar, raka. Aku pun merasa heran," imbuh Surawisesa.
Ahana menghembuskan napas pelan. Perlahan ia berjalan mendekati dipan tempat gadis berpenutup wajah itu terbaring dan duduk di sebelahnya. "Apa ini?"
Ahana mengangkat pergelangan tangan gadis itu. Terlihat dengan jelas bekas memar yang menonjol di beberapa tempat pergelangan tangan tempat nadi berdenyut.
"Sepertinya orang ini memiliki penyakit yang serius," seru Ahana dengan wajah mengiba.
"Astagfirullahal 'adzim..." Kian Santang bergegas maju. Turut memeriksa dan memastikan.
Tiba-tiba mata gadis bertudung putih itu mengerjap sangat pelan.Meskipun sangat lambat, mata itu akhirnya terbuka. Gadis itu mulai sadarkan diri.
"Alhamdulillah. Akhirnya kau sadar. Bagaimana keadaanmu? Apa yang kau rasakan? Apa kau baik-baik saja?"
Sontak gadis itu bangkit dari tidurnya dan refleks menarik tubuhnya menjauhi Kian Santang dan Ahana yang berada di hadapannya. Mata beningnya itu membulat sempurna. Terpancar keterkejutan dan kegelisahan yang tidak dapat diartikan dari bola matanya yang terlihat mengkilap.
"Tenanglah! Kami bukan orang jahat. Kami yang telah membawamu kesini saat kau pingsan tadi." ujar Ahana berusaha menjelaskan.
Gadis yang sibuk memperbaiki penutup wajahnya yang hampir tersingkap itu langsung menatap Ahana dan beralih menatap Kian Santang kemudian Surawisesa.
Tanpa mengatakan sepatah katapun, gadis itu bergegas turun dari dipan. Membuat Kian Santang, Surawisesa dan Ahana terkejut tatkala gadis itu terjatuh karena tak dapat menahan tubuhnya sendiri.
Ke-kenapa kaki ku terasa kaku dan sulit untuk digerakkan?
"Jangan memaksakan diri. Kondisimu sedang tidak baik," Kian Santang duduk setengah berjongkok di sebelah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...