(Bismillah...)
BUKKHH!!!!"Kianara!!!"
Mata Kian Santang membulat sempurna. Kianara sangat cekatan menarik lelaki setengah baya itu dan membantingnya ke atas tanah.
Lelaki itu terlihat meringis kesakitan. Tubuhnya terasa remuk. Ia berusaha bangkit tapi terjatuh kembali.
"Yeeeyyyy, hebatt!!!" Bocoh kecil yang sudah keluar dari balik rompi Kian Santang terlihat melompat-lompat senang sambil bertepuk tangan girang.
Raden Kian Santang hanya bisa menghembuskan napas sambil mengeleng. Ia terlihat kasihan dengan lelaki itu.
"KURANG AJAR KAU!!!HYAA.."
"Awas!!!!"
Srthhhh!!!
Kianara segera membalikkan badan kebelakang dan melihat tangan lelaki yang memegang potongan kayu itu terangkat tinggi-tinggi dan siap menghantam kepalanya tapi tidak. Tangan lelaki itu terlihat kaku, tidak bisa digerakkan karena ditahan oleh kekuatan Raden Kian Santang.
"LEPASKAN AKU!!!" Lelaki itu berteriak histeris. Ia terlihat ketakutan.
"Berjanjilah kepada ku, paman!!! Kau tidak akan menyakiti anak ini!!!" Seru Raden Kian Santang.
"Arghh...Baiklah, baiklah!!!! Aku berjanji!!!!"
"Jangan!!! Dia pasti tidak akan menepati janjinya!!"
Raden Kian Santang menoleh mendengar seruan bocah kecil itu.
"Kau tidak perlu khawatir.. percayalah pada ku.. " ujar Raden Kian Santang.
Srthhhh!!!
Tghhhh!!
Potongan kayu terjatuh dari tangan lelaki itu. Ia kemudian jatuh berlutut sambil mengatupkan kedua tangannya. "Maafkan aku, ki sanak!! Aku berjanji tidak akan menyakitinya lagi..."
Raden Kian Santang menghembuskan napas lega. Sementara Kianara menatap lelaki itu dengan tatapan penuh keraguan.
"Tapi, ki Sanak. Biarkan aku membawanya pulang.. dia adalah anakku.. "
"Bohong!!!!!"
Raden Kian Santang terkejut melihat Kianara maju selangkah mendekati lelaki itu.
"Apa maksudmu??!!! Dia adalah anakku. Dia anak kandung ku!!!" Ujar lelaki itu bersikeras sambil menatap Kianara.
Kianara tersenyum sambil menggelangkan kepala. Jelas-jelas ia dapat melihat kebohongan yang terpancar dari mata lelaki itu. Tapi lihatlah, lelaki dihadapannya itu benar-benar keras kepala. Ia tidak mau mengakui kebohongannya.
"Bohong!! Kau berbohong!!!"
Kianara menatap lelaki itu tajam sampai-sampai lelaki itu terlihat ketakutan. Retina mata Kianara seperti menusuk matanya saja."Ti-tidak!! A-aku tidak berbohong ki sanak!!" Lelaki itu menatap kearah Raden Kian Santang, berharap ia akan dipercayai.
Raden Kian Santang melangkah mendekati lelaki yang bersimpuh itu.
"Bangunlah paman," Kian Santang membantu lelaki itu berdiri.
Kianara menghembuskan napas kasar sambil memutar bola matanya jengah. Mengapa Raden Kian Santang harus bersikap baik terhadap lelaki kasar itu? Kianara benar-benar kesal melihatnya. Apalagi ketika melihat wajah kasihan yang dibuat-buat oleh lelaki itu. Kianara jadi ingin membantingnya sekali lagi.
"Katakanlah sejujurnya, paman. Aku tidak akan menghukum paman.. "
Raden Kian Santang bertutur kata dengan sangat santun. Ia berharap dengan begitu lelaki itu mau untuk berbicara jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...