49 - KIAN SANTANG VS BALAPATI

565 100 21
                                    

NEW UPDATE !!

Akhirnya ....

*maaf guys, ga tau kenapa urutan part 48 & 49 jadi kebalik. Jadi sebelum baca liat nomernya dulu ya, baca part 48 dulu, setelah itu baru part 49 ya ...
Maaf atas ketidaknyamanan ini. 🙏🏻

Maaf ya, kelamaan up nya.

Terima kasih buat yang udah Setia menunggu kelanjutan cerita ini. Dan makasih juga karena udah desak aku buat cepet-cepet lanjutin ceritanya, 😄

Thanks. 😁

Dan ....

Happy Reading !! 😊

|Bismillah.|

Surawisesa meringis menatap geram ke arah Balapati. Gerakan Balapati cukup gesit sehingga membuatnya kewalahan dan tak dapat mengelak serangannya.

"Berani sekali kau menunjukkan wajahmu di hadapanku, anak Siliwangi."

Surawisesa mengatur napasnya kemudian bangkit dari duduknya sembari menatap lekat Balapati.

"Sejujurnya aku merasa muak melihatmu di hadapanku, tapi mau bagaimana lagi, aku harus membantu rakaku melenyapkanmu dan kejahatanmu itu," seru Surawisesa lantang.

"Ohh, begitu rupanya, baiklah kalau itu maumu," Balapati mengangkat kedua tangannya membentuk suatu jurus yang seketika menyerang Surawisesa. Tubuh Surawisesa yang masih lemah tak dapat bergerak cepat. Dengan sekali serangan, tubuh Surawisesa terpental dengan keras hingga membuat tulangnya berasa remuk.

"Aarrgghh,"

"RAYI!!"

Sebuah bayangan melesat cepat menghampiri Surawisesa yang meringis menahan rasa sakitnya.

"Kian Santang ...." Balapati mengeram kesal melihat pria yang tengah bergegas menolong Surawisesa.

Kian Santang bergerak cepat mengamankan Surawisesa menepi dari area pertarungan. Setelah itu ia kembali berhadapan dengan Balapati yang menyeringai senang melihat kedatangannya.

"Cukup Balapati, kau sudah melampaui batas! Aku tidak akan membiarkanmu bertindak semena-mena!!"

Balapati tertawa membahana mendengar penuturan Kian Santang dan wajah kekesalannya.

"Tidak usah banyak bicara Kian Santang!! Ayolah, hadapi aku! Aku sangat ingin mengakhiri hidupmu! HAHAHAHA."

Kian Santang menggeleng pelan merasa miris dengan sikap Balapati dan kesombongannya itu.

"Hanya Allah yang berhak menentukan hidup-matiku, bukan kau!!"

"Baiklah, kita lihat saja nanti," ujar Balapati menyeringai. Sedetik kemudian, kakinya bergerak maju menyerang Kian Santang.

"Bismillahirrahmanirrahim ...,"

ⓚⓡⓚⓢ


Rara Santang duduk termangu memikirkan keadaan kedua adiknya yang belum juga kembali. Setelah mengamankan dan menenangkan para penduduk, Rara Santang memilih berdiam diri di tempat yang cukup membuatnya merasa tenang, mushola.

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang