Taqobalallahu minna wa minkum...
Mohon maaf lahir dan batin yaa, 🙏🏻
Mungkin ada banyak kesalahan kata dalam tulisan, atau bahkan sampai menyinggung mohon dimaafkan..Bismillah,
Happy Reading!!.
.
."Aku tidak akan menikahi putrimu,"
Kian Santang menatap lurus ke arah Ratu Cempaka yang menahan geram mendengar ucapannya."Beraninya kau mempermainkan perasaan putriku!!"
"Bukan aku. Bukan aku yang mempermainkan perasaannya. Tapi, kau..."
Ratu Cempaka mengerutkan keningnya.
"Kau yang mempermainkan perasaan putrimu sendiri." tegas Kian Santang menatap iba Ratu Cempaka.
"Apa maksudmu?? Aku menginginkan kebahagiaan putriku, bukan penderita baginya!"
"Benarkah? Selama ini kau telah memaksa dia untuk mengikuti keinginanmu yang tidak sesuai dengan hatinya. Dia berhak untuk memilih dan memutuskan tentang hidupnya. Tapi kau, kau telah mengambil haknya dan menghancurkan perasaannya..."
Ahana yang mendengar penuturan Kian Santang meneteskan air mata. Ia bergeming ditempatnya sembari memperhatikan perdebatan Ratu Cempaka dan Kian Santang.
"DIAM KAU! Aku lebih tahu bagaimana cara membahagiakan putriku!!"
"Kebahagiaan apa yang bunda maksud?"
Ratu Cempaka lantas menoleh ke arah Putrinya yang berjalan mendekat. Terlihat pancaran kesedihan dari wajahnya.
"Kebahagiaan apa bunda inginkan untukku??" lanjut Ahana lagi. Kali ini suaranya terdengar bergetar.
Kian Santang menatap iba ke arah Ahana. Gadis itu sedang berusaha mengutarakan isi hatinya yang telah dipendamnya selama ini.
Ratu Cempaka terkesiap. Lihatlah Putri semata wayangnya itu sedang menangis tergugu menahan kepedihan hatinya. Hatinya telah menyimpan banyak luka.
"Aku tidak bahagia bunda!! Aku tidak bahagia sedikit pun..." seru Ahana dengan tangis yang tak kunjung reda.
Rara Santang dan Surawisesa yang berhasil meringkus Arya akhirnya berjalan mendekat ketika mendengar perdebatan itu.
"Apa bunda tahu? Rasanya aku ingin mati saja bunda, untuk mengakhiri penderitaan ini. Tapi Laras selalu saja menghalangiku,"
Laras yang tak berada jauh dari mereka mengusap pipinya yang basah. Ia bersyukur. Akhirnya sahabatnya itu mau mengungkapkan apa yang ia rasakan selama ini.
"Dasar bodoh!!" Ratu Cempaka membuang pedangnya dan berjalan cepat mendekati Ahana.
"Apa kau sudah gila, hah? Kau ingin mati? Kau ingin meninggalkan bunda sendiri?? Kenapa kau berpikiran bodoh seperti itu??" Ratu Cempaka memegang kedua lengan Ahana dan mengguncangkannya.
Ahana hanya diam dan terus menangis saat tubuhnya ditarik kedalam pelukan bundanya. Ia balas memeluk lebih erat, melepaskan rasa sakitnya.
"Maafkan bunda, nak. Jangan tinggalkan ibunda. Bunda tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini selain dirimu," Ratu Cempaka mulai terisak. Tangannya membelai lembut rambut putrinya dengan penuh kasih.
Kian Santang menghembuskan napas pelan dan mengucap hamdalah. Sekeras apapun hati seorang ibu, ia akan tetap luluh dengan ketidakberdayaan anaknya. Karena obsesinya yang besar untuk menikahkan putrinya, ia mengesampingkan perasaan kasih sayangnya sebagai seorang itu terhadap anaknya. Tapi sekarang tidak lagi, karena Putri Ahana telah berhasil meluluhkan hati ibundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...