SEKUEL 1 : PERGI

518 90 33
                                    

Assalamu'alaikum pembaca Setia KRKS!! 🤗

Terima kasih atas saran kalian. Itu membuktikan bahwa kalian peduli dan mendukung cerita ini. Dan akhirnya aku putuskan untuk membuat sekuelnya!!

Semoga kalian merasa senang dan menyukai ceritanya ... !! 🤗

Dan jangan bosan untuk vote & komen, ya ...

Selamat membaca!!

.
.
.


Kian Santang menatap langit yang bertaburan bintang di atasnya. Ia pandangi satu-persatu, melihat beberapa yang berkelap-kelip. Hatinya bergumam, memuji keagungan Allah ta'ala yang telah menciptakan sedemikian rupa indahnya.

Di sisi lain, Kian Santang turut bersyukur karena ia dapat sembuh dari racun mematikan yang membuatnya merenggang nyawa.

Sudah sebulan sejak kesembuhannya. Tabib sudah mengizinkan ia beraktivitas seperti biasa. Keluarga turut bahagia atas kemajuan itu. Kian Santang pun ikut senang, karena seluruh keluarga merawat dan mendukungnya. Ayahanda prabu Siliwangi selalu memeriksa keadaannya. Bunda Subang Larang pun turut menjaga, bahkan tidak ingin meninggalkannya sedetikpun. Begitupun Gagak Ngampar, Walangsungsang, Rara Santang, juga Surawisesa. Semua turut merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Tapi rasa-rasanya ada yang kurang.

Ya. Putri Kianara. Hanya dia yang tak pernah muncul di hadapan Kian Santang setelah kesembuhannya. Kian Santang beberapa kali menanyakan keberadaannya tapi jawaban yang ia dapatkan sama sekali tidak memuaskan.

"Entahlah. Dia tidak pernah datang lagi setelah kejadian itu."

"Mungkin dia sibuk mengurus kerajaan Kumpar Putih setelah kematian ayahandanya,"

"Dia sibuk dengan urusannya sendiri,"

Dan berbagai jawaban lain yang Kian Santang terima. Tapi, rasanya aneh mendengar semua itu.

Kian Santang cukup dekat dengan Kianara. Banyak kejadian yang telah mereka lalui bersama. Mereka bahkan sudah bersahabat baik belakangan ini. Tapi kenapa tiba-tiba berubah? Apalagi Kian Santang cukup tahu bagaimana reaksi Kianara kalau mengetahui keadaannya. Gadis itu pasti tidak akan tinggal diam. Dia akan melakukan sesuatu.

Kian Santang menarik napas dalam.

"Kenapa perasaanku tidak enak seperti ini. Seperti ada sesuatu yang di sembunyikan dariku," lirih Kian Santang.

"Aku harus mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi,"

Kian Santang bergegas meninggalkan tempatnya, menemui seseorang.

***

"Aku mohon! Tolong Raka, Yunda, beritahu aku di mana Kianara? Aku harus menemuinya,"

Walangsungsang dan Rara Santang saling tatap. Menghembuskan napas, terdiam. Kian Santang tiba-tiba datang menemui mereka yang baru saja menyelesaikan tugas yang ayahanda mereka perintahkan. Dia terlihat bersungguh-sungguh menanyakan perihal Kianara yang tiba-tiba menghilang, tak ada kabar.

"Rayi, bukankah sudah kukatakan. Aku tidak tahu di mana Kianara. Dia seperti menghilang di telan bumi. Tidak ada kabar darinya. Kalaupun ada, aku pasti akan langsung memberitahukannya padamu," ujar Walangsungsang memberi penjelasan.

Kian Santang menunduk. Tanpa berkata apapun, wajahnya terangkat menatap ke arah Rara Santang.

"Maafkan aku, rayi." ujar Rara Santang lirih. "Aku pun sama halnya dengan raka Walangsungsang, tidak tahu mengenai keberadaan Kianara," ada rasa bersalah yang menghujam perasaan Rara Santang, melihat adiknya kelimpungan tanpa kejelasan seperti itu.

KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang