(Bismillah....)
Semua orang terlihat memenuhi gerbang kerajaan Padjajaran hanya sekedar untuk melihat-lihat. Hari ini, Syekh Nurdjati bersama Raden Walangsungsang dan Nyimas Rara Santang akan meninggalkan istana Padjajaran menuju kerajaan Kumpar Putih. Mereka akan mencari kebenaran mengenai kematian Raden Prajanata.
Prabu Siliwangi dan Ratu Subang Larang turut serta mengantarkan kedua putra putrinya yang akan menjalankan apa telah ditugaskan kepada mereka.
"Putra ku Walangsungsang, putri ku Rara Santang. Berhati-hatilah.. Ibunda akan selalu mendo'akan kalian berdua.. " Ratu Subang Larang menatap wajah putra putrinya secara bergantian.
"Terima kasih, Ibunda. Dengan restu Ibunda, itu sudah cukup menjadi bekal perjalanan kami.." Ujar Rara Santang kemudian tersenyum.
"Putra ku Walangsungsang.. jagalah rayi (adik) mu.. Rara Santang. Tetaplah bersama sampai kembali.." petuah Prabu Siliwangi.
"Sendika, Ayahanda prabu.." ujar Raden Walangsungsang sambil menundukkan kepala.
"Syekh Nurdjati.." pandangan prabu Siliwangi beralih kepada syekh Nurdjati yang sudah berdiri tegak di hadapannya.
"Aku titipkan putra putri ku kepadamu. Ini adalah perjalanan yang cukup jauh, dan dalam perjalanan ini, kau adalah pemimpinnya. Tetap awasi mereka berdua.."
Prabu Siliwangi sebenarnya tidak pernah meragukan kekuatan kedua putra putrinya itu. Mereka memang kstaria yang tangguh. Tapi tidak ada salahnya untuk selalu berjaga-jaga dengan kemungkinan yang bisa saja terjadi di dalam perjalanan mereka. Oleh karena itu, prabu Siliwangi mengharuskan untuk saling menjaga satu sama lain.
"Sendika, gusti prabu!!" Seru Syekh Nurdjati.
Setelah bersalaman kepada Ratu Subang Larang dan berpamitan kepada prabu Siliwangi, Walangsungsang dan Rara Santang bersama syekh Nurjdati akhirnya pergi meninggalkan kerajaan Padjajaran.
Ratu Subang Larang melepaskan kepergian kedua putra putrinya dengan berusaha berlapang dada. Sebenarnya ia selalu merasa kesepian jika ditinggal pergi oleh anak-anaknya. Setiap ibu juga pasti merasakan hal yang sama.
"Ya Allah,, mudahkanlah perjalanan mereka, agar sampai pada tujuannya.."
Ratu Subang Larang membatin.
"Putra ku, Kian Santang??"
Gambaran putra bungsunya itu samar-samar terbesit didalam ingatannya. Ratu Subang Larang benar-benar merindukannya. Sudah cukup lama putranya itu belum juga kembali dari perjalanan jauhnya.
"Ya Allah,, kapan putraku, Kian Santang akan kembali..??"
"Dinda Subang Larang??"
Lamunan Ratu Subang Larang pun seketika buyar mendengar suara berat prabu Siliwangi yang memanggilnya.
"Mari kita kembali kedalam istana.."
Ratu Subang Larang segera mengangguk dan tersenyum kemudian berjalan beriringan bersama prabu Siliwangi memasuki istana Padjajaran.
🍂
Di sebuah goa angker disebelah barat wilayah Padjajaran, sebuah suara tawa menggema dari dalam sana. Goa itu rupanya dihuni oleh Nyi Rompang bersama kedua cucu buyutnya, Yudakara dan Prahasini."Oh, jadi mereka bertiga akan menuju ke Kumpar Putih??"
Nyi Rompang yang memiliki ilmu sihir menerawang keberadaan syekh Nurdjati, Walangsungsang, dan Rara Santang dari telapak tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG (SPECIAL.VERSION)
FanfictionPerjalanan seorang pangeran kerajaan besar di tataran pasundan membawanya menuju kubangan permasalahan yang tak kunjung habisnya. Kejahatan terus mengintai mengancam setiap orang terkasih. Pengorbanan dan perjuangan menjadi bumbu dasar disetiap uji...