51

3.1K 548 41
                                    

"Kok bisa barengan gini sih sakitnya? Kalian berdua ngapain aja?"

Gue mengulum bibir gue kemudian saling pandang dengan Hyunsuk, dia malah nyengir.

Iya, gue sama Hyunsuk sakit, kita berdua demam tinggi dari tadi malem.

"Nggak ngapa-ngapain kak, 'kan kehujanan bareng," jawab gue sedikit berbohong.

"Padahal kakak mau keluar kota mulai besok, adek yakin gak mau ke dokter?" Tanya kak Rubin, gue menggeleng, "gak mau ntar disuntik."

"Halah jarum suntik takut tapi malah main ujan-ujanan," omel kak Rubin.

"Gak ujan-ujanan ih, 'kan pulang sekolah ituu," elak gue sambil cemberut.

"Yaudah deh, kakak berangkat ke kantor dulu. Hyunsuk, kalo Darlian rewel kasih obat aja."

"IH APAAN NGGAK! Adek nggak bakal rewel kok!!"

Kak Rubin mengusap kepala gue, kemudian turun ke dahi gue, "Hyunsuk 'kan juga sakit, kalo kamu rewel terus kasian Hyunsuk. Gon sibuk ngejar dosen dari kemaren, kayaknya gak pulang lagi hari ini."

"Gapapa bang, aku gak parah-parah banget demamnya di banding Darlian," jawab Hyunsuk.

"Beneran kakak tinggal ya ini? Jagain Darlian ya, Hyunsuk."

"Siap bang."

"Kakak kerja dulu, jangan lupa makan," kak Rubin mencium pucuk kepala gue dan gue mengambil tangannya untuk salim, begitupun Hyunsuk.

Kak Rubin akhirnya hilang dari pandangan, gue lagi-lagi melirik Hyunsuk yang juga lagi melirik gue.

"Maaf ya... gara-gara gue, lo jadi ikutan sakit..."

"Ngapain minta maaf, aku yang duluan nyiu—" gue membekap mulut Hyunsuk, "diem."

"Kenapa sih? Malu ya? Kok masih malu sih 'kan udah sering kita ci—"

"NGGAK ADA YA!?!? Lo tuh asal nyosor aja sih orang lagi ngomong juga," gerutu gue.

"Alah padahal suka juga, kamu juga kemaren minta nam—"

"DIEM!!!!"

Hyunsuk merangkul gue dan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir gue, "kamu tuh lagi sakit malah teriak-teriak terus, makin sakit nanti tenggorokannya. Aku cium lagi tau rasa."

Akhirnya gue diem lagi.

"Tunggu sini bentar aku ambilin makan, habis itu minum obat, oke?"

"Gue aja yang ngambil, lo 'kan juga sakit,"

Gue berdiri, tapi baru beberapa langkah kaki gue lemes, untungnya Hyunsuk menangkap gue sebelum gue jatuh.

Gue kenapa lemah banget sih...

"Tuh 'kan. Mending ke kamar aja tiduran," saran Hyunsuk kemudian merangkul gue jalan ke kamar.

"Gausah bangun dulu, aku ambilin makan."

Gue menahan tangan Hyunsuk, "lo juga ambil makan, di sini aja makannya sama gue."

Hyunsuk tersenyum, "iya sayang."

Gue ikut tersenyum, kemudian menunggu Hyunsuk mengambil makan.

Beberapa menit kemudian Hyunsuk datang dengan nampan ditangannya.

"Tapi gue nggak selera makan..."

Hyunsuk menatap gue dengan tatapan galaknya, "harus makan!"

FREAKY | Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang