37

5.8K 1K 50
                                    

"Morning!" Sapa gue dengan senyuman semanis mungkin.

Hyunsuk mengucek kedua matanya, kemudian merosot mundur— mungkin karena jarak muka gue yang terlalu dekat.

Gue ketawa renyah, "gak ada kelas 'kan, hari ini?" Tanya gue.

"..."

Mata gue kedap-kedip menunggu jawaban Hyunsuk.

"...Hyunsuk?"

"..."

Hyunsuk sekarang beralih turun dari kasur, gue menahan nafas, cowok itu bahkan berdiri tepat di depan gue sekarang. Mulut Hyunsuk sedikit terbuka, mungkin mau menjawab gue.

Tapi nyatanya dia melewati gue dan mengambil handuk yang tergantung ditempatnya.

"Hyun—"

Brak— pintu kamar di tutup sama Hyunsuk.

"—sialan."

Oke percobaan pertama gagal.

$$$

"Hyunsuk hari ini mau kemana?" Tanya gue begitu melihat Hyunsuk berdiri di depan dispenser.

Hyunsuk kaget, sampai berloncat ke belakang saking kagetnya— kayaknya.

Gue hampir ketawa melihat muka lawaknya— Hyunsuk kelihatan ingin protes tapi cowok itu tetap diam aja.

Cowok itu ngambil gelas dari lemari yang membuat gue langsung merampasnya, "sini gue aja yang bikinin kopi."

Alih-alih menjawab, Hyunsuk cuman diam ditempatnya— membiarkan gue mengambil alih perkerjaannya.

Sialan, ngomong dong.

Sambil mendumel dalam hati, akhirnya seduhan kopi instan buat Hyunsuk jadi juga.

Gue langsung menyerahkan cangkirnya ke Hyunsuk, "nih dibikinnya pakai cinta," kata gue sambil mengeluarkan senyum terbaik gue.

Habis ngomong gitu gue langsung buang muka. Ah! Cringe banget! Gue geli sendiri!!!

Gue menatap muka Hyunsuk, cowok itu terlihat menahan senyum— terbukti dari pipinya yang hampir mengembang. Gue kira dia bakal ngomong, tapi sehabis menyambut gelas yang gue beri, Hyunsuk langsung pergi gitu aja.

"Hyun—Hyunsuk!" Panggil gue reflek.

Hyunsuk memberhentikan langkahnya.

Gue membeku, mendadak lidah gue kelu. Gue harus ngomong apa????

"A-anu... eum—" kok gue gugup gini sih!?

Hyunsuk malah balik badan, "apa?"

Satu kata yang keluar dari mulut Hyunsuk membuat gue kesulitan bernafas— alias gue gugup banget!!! Entah efek lama nggak denger suaranya atau apa tapi serius, gue kangen banget...

"I-itu... mmm... an-anu... m-ma-ma—mau jalan nggak!?" Pekik gue sambil menutup mata. Gue menghela nafas, ngomong gini aja gue gagap sampe teriak segala.

Gue akhirnya memberanikan diri membuka mata, dan masih menampakkan wujud Hyunsuk yang diam dengan muka datarnya.

Aih mati aja lah gue.

Gak lama Hyunsuk balik badan dan ninggalin gue yang udah mau menenggelamkan diri ke rawa-rawa.

Gagal...

$$$

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, gue baru aja bangun tidur.

Gue merengut, menatap gusar pintu kamar Hyunsuk yang tertutup rapat. Rasanya gue pengen membuka paksa pintu itu dan menyeret Hyunsuk keluar kamarnya.

Akhirnya gue memilih untuk mengambil handphone dan langsung mencari nomor Junkyu buat gue telpon. Ide dia yang nyuruh gue buat jalan sama Hyunsuk gagal total dah.

Jangankan jalan, dia ngomong sama gue aja nggak mau!

Baru aja gue memencet tombol telpon, pintu kamar Hyunsuk tiba-tiba terbuka dan menampilkan Hyunsuk dengan setelan rapi— kayak orang yang siap mau jalan.

Gue mendengus, ternyata emang mau jalan ya? Seenggaknya bilang kek biar gue seharian tadi nggak malu-maluin diri sendiri!

Karena gue udah terlanjur kesel sama Hyunsuk, akhirnya gue musatin perhatian gue kelayar handphone yang tertera nama serta nomor Junkyu di sana.

Delapan detik— akhirnya Junkyu mengangkat telpon gue.

Tapi, baru aja mau mengucap salam, hp gue tiba-tiba diambil Hyunsuk. Gue mengerjap, menatap manik mata Hyunsuk yang melihat gue dengan tegas.

"ayo."

"hah?"

"katanya mau jalan?"

"..."

........HAH!?

"yan???? halooOoooOo???????"

FREAKY | Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang