43

5.3K 935 45
                                    

"DARLIAAAAAAN!!!!"

Gue meluruskan pandangan gue— menatap ke arah Junkyu yang baru aja masuk ke dalam kelas dengan peluh membanjiri wajah tampannya.

Gue menutup buku paket matematika, Junkyu di depan gue ngos-ngosan, di rampasnya botol minum gue kemudian di tegaknya sampai habis.

Awalnya gue mau protes tapi Junkyu mengisyaratkan gue buat diem.

"Yan! Jangan kaget!" Ujarnya dengan bola mata yang hampir keluar, ditaruhnya botol minum gue yang kosong ke tempat semula kemudian menarik nafas,

"Raesung sama bang Hyunsuk berantem di kantin!!" Teriak Junkyu, membuat kelas yang awalnya senyap langsung ricuh dan berhamburan keluar kelas.

Gue membeku, menatap nggak percaya Junkyu.

Tapi... kenapa?

Seperkian detik berikutnya gue berlari kencang, menuruni tangga secepat kilat tanpa peduli orang yang gue tabrak.

Otak gue sekarang dipenuhi berbagai macam pertanyaan. Aneh, ini terlalu tiba-tiba.

Rasanya asing mendengar Raesung terlibat baku hantam, apalagi sama Hyunsuk.

Lagian, Hyunsuk kenapa bisa ada di sekolah? Bukannya tadi pagi dia berangkat ke kampus?

"HYUNSUK!" Teriak gue begitu udah di area kantin yang penuh sesak oleh siswa-siswi.

Gue hampir berlari ke arah Hyunsuk, tapi ada tangan yang nahan gue buat nggak mendekat, gue kalap.

Raesung udah bonyok kayak gitu! Guru pada kemana sih!?

Gue memberontak dan berhasil lepas, gue langsung berlari menuju Hyunsuk yang hampir nonjok raesung lagi, dan anehnya Raesung cuman diem dipukulin.

"HYUNSUK UDAH!" Teriak gue sekuat tenaga.

Gue menarik Hyunsuk yang duduk di perut Raesung, "LO KENAPA MUKULIN RAESUNG!?"

"LO GAK TAU INI SEKOLAHAN HAH!? EMANG LO PREMAN!??!"

Hyunsuk terdiam menunduk.

Emosi gue memuncak, gue mendorong Hyunsuk menjauh lalu mendekat ke arah Raesung, "Rae?" panggil gue, Raesung menatap gue dengan wajah bonyoknya.

"BUBAR LO PADA! BUKANNYA DIPISAHIN MALAH DI TONTONIN. BANTUIN, INI ADA ORANG SEKARAT!" Pekik gue hampir nangis saking mirisnya melihat muka Raesung, seketika semuanya bubar dan menyisakan beberapa anak kelas gue.

Setelah gue berteriak muncul Jihoon, Noa dan Junkyu, mereka membantu Raesung bangkit dan segera membawanya ke uks.

Gue mendelik tajam ke arah Hyunsuk, cowok itu diem nggak berkutik dari tadi.

"Lo... lo ikut gue."

$$$

Gue mendesis, melempar tas gue asal lantai. Gue terpaksa bolos sekolah dan membawa Hyunsuk balik ke rumah.

Untungnya rumah lagi kosong, kak Gon kuliah, kak Rubin kerja dan Beomgyu udah pulang ke Bandung kemarin.

Hyunsuk masih diem, ini pertama kalinya gue ngeliat muka dingin dia sedikit tercampur darah. Jujur, gue lebih suka muka kucel nyebelinnya dari pada kayak gini.

Gue ke arah dapur dan ngambil kotak p3k di lemari.

"Duduk," titah gue.

Hyunsuk nurut, matanya nggak lepas dari lantai. Oh, ternyata lantai emang lebih menarik dibanding gue ya.

Gue mulai ngobatin ujung bibir Hyunsuk yang berdarah, dibanding muka Raesung, luka Hyunsuk nggak ada apa-apanya.

Setelah selesai mengobati mukanya, Hyunsuk masih diem. Pandangannya kelantai pun udah nggak semembara tadi, malah sekarang tatapannya kosong.

"Masalahnya kali ini apa?" Tanya gue setelah hening yang cukup lama.

"..."

"Hyunsuk, gue nggak bakal maafin lo karena udah mukulin sahabat kecil gue, tapi kalo lo bilang masalah apa yang udah Raesung lakuin gue bakal maafin lo. Gue nggak nyangka lo se-enggak mikir itu."

"Gue emang nggak tau masalah lo berdua apa, tapi pasti emang masalah besar ya sampai segitunya lo mukulin dia?"

"Sebenernya kenapa? Nggak bisa ya cerita sama gue?" Sambung gue, kedua tangan gue meremas bahunya— mencoba memfokuskan Hyunsuk buat liatin gue.

"Hyunsuk jawab, jangan kayak gini," lirih gue. Tatapan hyunsuk kosong, gue jadi merasa bersalah udah bentak dia.

Akhirnya gue menarik cowok yang berstatus sebagai tunangan gue ini ke dalam pelukan sambil mengucapkan beberapa kalimat penenang.

Beberapa menit kemudian gue bisa ngerasain badan hyunsuk yang bergetar.

Hyunsuk nangis...

"shhttt—tenang, gue maafin lo kok, jangan pernah sungkan buat cerita sama gue. Gue percaya sama lo," kata gue sambil ngusap punggungnya.

Hyunsuk ngeratin pelukannya. "Makasih," ucapnya dengan suara parau.





$$$

Hayo kenapa tuh gelud...

FREAKY | Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang