44

5K 860 29
                                    

Dari tadi Jihoon nggak berhenti mondar-mandir. Noa masih fokus sama laptop-nya, sedangkan Junkyu melamun.

Kepala gue pening bukan main, Raesung tiba-tiba hilang. Sudah terhitung tiga hari cowok itu nggak ada kabar sama sekali.

Gue sampai nanya bang Hanbin—sepupu Raesung yang lagi di luar negeri—juga nggak tau Raesung kemana.

"Gimana nih?" Tanya Jihoon sambil gigitin kuku jarinya. Cowok itu nendang asal sendal rumahannya kemudian tengkurap di atas kasur.

"Nomornya masih nggak aktif?" Tanya Junkyu.

"Iya. Gue udah nyoba hack nomornya, tetep kaga bisa. Dia gak pernah nyalain hpnya lagi, posisinya terakhir di sekolah," jelas Noa.

"Sebenernya kenapa sih?" Tanya gue.

Mereka bertiga diem.

"Kasih tau gue dong yaampun??? Cuman gue doang di sini yang nggak tau apa-apa??"

"Yan, saran gue lo nggak usah tau."

Gue berdecak kesal, "gimana gue mau bantuin kalo kalian aja nggak mau ngasih tau gue keadaan yang sebenernya!?"

Lagi-lagi ketiganya diam.

Emosi gue memuncak, gue menatap ketiganya dengan pandangan kecewa, "kalian beneran nganggep gue temen nggak sih?"

Mereka bertiga noleh, "ngomong apa sih Yan? Yaiyalah lu temen kita."

Gue ketawa, "temen? Temen nggak ada ya rahasia-rahasiaan! Di sini cuman gue sendiri yang kayak orang bego, nggak tau apa-apa! Gue khawatir, tanpa tau apa yang terjadi. Kalian semua nggak pernah ngasih tau gue! Itu yang namanya temen!?"

"Udah berkali-kali ya kayak gini! Selalu gue yang nggak tau apa-apa, kalian nyembunyiin segalanya dari gue! Kalo kalian nganggep gue temen harusnya kalian juga cerita sama gue! Di sini gue berasa jadi temen yang jahat tau gak!? Cuman gue yang sering cerita ke kalian, kalian giliran ada masalah gak ada yang cerita ke gue, gue— gue kecewa banget sama lo pada..."

"Lian! Nggak gitu, kami cuman nggak mau lo tambah banyak pikiran, kami nggak mau lo makin sakit.." ujar Junkyu terdengar lirih.

"Seenggaknya hargain gue sebagai teman kalian, bisa kan? Iya, gue paham semua itu demi kebaikan gue, tapi, gue sebagai temen kalian merasa nggak pantes tau nggak? Gue mikir, gue itu parasit diantara kalian—gu-gue terlalu sering nyusahin kalian. Gue..."

Junkyu tiba - tiba memeluk gue, "enggak Yan, bagi kami, lo itu sebuah permata yang harus dijaga. Jadi, jangan pernah sekalipun mikir kayak gitu ya? Kami semua sayang sama lo," ucapnya.

Jihoon ikutan meluk gue dan Junkyu, cowok itu ngusap air mata gue yang dari tadi ngalir, "gue nggak suka ya lo nangis kayak gini!"

"Ada saatnya kami bakal ngasih tau yang sebenernya, tapi nggak sekarang ya? Gue mau lo tenang dulu, jangan sampe salah paham lagi," sambung Jihoon.

"Jangan nangis lo jelek," ucap Noa sambil menutup muka gue make hoodienya kemudian ikut berpelukan.

Malam itu mereka cerita banyak hal, bukan tentang gue, tapi beneran tentang mereka. Misalnya kayak si Jihoon yang lagi pdkt sama anak kuliahan, Junkyu hampir ditawarin jadi model lah, Noa juga bahkan dikira artis sama orang pas dia jalan ke mall sendirian. Pokoknya cerita-cerita gitu lah biar nambah akrab.

$$$

"Duluan!" teriak Junkyu dan Jihoon, gue balas dadah-dadah.

Setelah ke dua orang tadi sudah nggak terlihat gue menengok ke arah Hyunsuk yang masih setia duduk dimotornya.

"Padahal gue bisa nebeng Junkyu."

Hyunsuk menggeleng, "tadi sekalian dari rumah temen," ucapnya.

"Ohhh, abis nugas yaaa?"

"Hm, Raesung udah ketemu?" Tanyanya.

"Belum. Masih nggak bisa dihubungin," ucap gue lesu. "Pinjem jaketnya dong?" lanjut gue.

Hyunsuk menatap gue memelas, "tega nih, itu jaket udah dipinjemin Noa juga masa minta jaket aku lagi," ucapnya sambil cemberut.

Gue ketawa, "becandaaa hehe."

"Yaudah, ayo naik."

Gue yang hampir naik keatas motor ditahannya lagi, Hyunsuk membuat gue menggeser posisi. Hyunsuk memutar kesamping dan memajukan wajahnya— menatap muka gue penuh selidik, "itu mata, kenapa bengkak?" Tanyanya.

Kepala gue auto mundur, "tadi kelilipan," bohong gue.

"Nangisin siapa?" Tanyanya tanpa mau ngelepas pandangannya dari mata gue.

"Enggak nangis, apasih. Ayo pulang, kak Rubin nelponin mulu nih," kata gue sambil mengangkat hp gue yang emang tertera nama kak Rubin menelpon gue dari tadi.

"Yaudah, naik."

Loh, tumben? Kok percaya aja?

FREAKY | Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang