42

5.3K 955 40
                                    

Keempat cowok itu duduk di atas karpet tanpa suara, gue yang duduk di sofa depan mereka menatap keempatnya dengan tajam.

Gue mendesis begitu tangan Jeongwoo hendak mencomot kue di toples gue, lagi-lagi keempatnya menciut.

"Yaaang, 'kan salahnya tiga bocah ini, kok aku ikutan sih?" Tanya Hyunsuk dengan muka memelasnya.

Gue berdecak, kembali mendelik kearah Hyunsuk, "lo penyebab masalahnya!" Tunjuk gue.

"Yang, tapikan—"

"TAPI APA!"

"Ya Allah kak Li galak pisan," cicit Beomgyu cemberut.

"Lo mau ketemu temen 'kan? Bang Yeonjun?" Tanya gue ke Beomgyu.

Tapi yang jawab malah Hyunsuk, "eh kok tau Darl? Aku ada tugas kelompok sama dia," katanya sambil nyengir.

"Gue bukan nanyain lo. Gue nanya Beomgyu."

Beomgyu mengangguk dengan semangat, "boleh nih gue pergi kak?" Tanyanya dengan senyum lebarnya.

Gue mengangguk kemudian berdiri untun mengacak rambutnya gemas.

"Jangan pulang kemaleman ya, ntar pulangnya gue bikinin makanan, oke?"

Beomgyu mengangguk lagi kemudian pamit pergi dan menyisakan mereka bertiga yang melongo.

"Curang! Kak gue mau pulang!" Pekik Jeongwoo.

Gue lagi-lagi mendelik, "gak, kalian tunggu disini!"

Gue jalan ke belakang rumah dan kembali dengan tangan penuh, gue menyodorkan alat-alat kebersihan ke mereka.

"Nani?" Tanya Haruto tiba-tiba berbahasa Jepang.

"Bersih-bersih!" Sentak gue sambil melempar lap bersih ke muka Hyunsuk.

"Dah! Gue mau maskeran dulu, selamat bebersih, sayang-sayangku~" pamit gue sambil ketawa jahat.

Memberpudak mereka ternyata seseru ini.

$$$

Gue menggeram, menggapai asal sebuah objek yang dari tadi mengganggu tidur gue.

Gue merasa sesuatu yang menggelitik diatas muka gue, sontak gue membuka sebelah mata, dan mendapati kak Byounggon yang melakukan kebiasaannya—meniup muka gue.

Gue mendengus, mata gue kembali tertutup rapat, rasa kantuk gue lebih besar ketimbang rasa kangen gue sama kakak bongsor.

"Banguuuuuuun!" Teriak kak Gon tepat di telinga gue, gue menarik bantal gue agar menutupi muka gue.

Kak Byounggon ternyata nggak menyerah sampai situ, ditariknya kedua kaki gue yang membuat gue hampir jatuh dari kasur.

"IH IYA INI BANGUUUUUUN!" Pekik gue kesal kemudian menarik pundak kak Gon agar menunduk, gue langsung melingkarkan tangan gue ke lehernya dan naik ke badan bongsornya.

Mata gue kembali berat, hampir aja gue kembali tidur sebelum kak Gon narik ke dua pipi gue kencang.

"SAKIT!" Pekik gue sambil membuka kedua mata gue paksa, kak Byounggon natap gue galak. Gue menciut, perlahan turun dari badan bongsornya.

"Kenapa?" Tanya gue malas.

Kak Gon tiba-tiba menarik tangan gue keluar kamar, kemudian menunjuk tiga manusia yang tepar di karpet berbulu tebal di depan tv.

Gue hampir ketawa, "mereka kamu apain?" Tanya kak Gon heran.

"Bersih banget 'kan rumah kak?" Kata gue sambil ketawa, gue mendekat ke arah Hyunsuk yang kelihatan makin dekil.

"Ckck. Sana mandi, udah jam lima," kata kak Gon lalu masuk ke kamarnya.

Gue berdehem, kemudian duduk di depan Hyunsuk yang masih tidur.

Gue nepuk pipinya pelan, "Hyunsuk, bangun."

Gak ada sama sekali respon, sekali lagi gue menepuk pipinya, "bangun, heh."

Hyunsuk membuka kedua mata sipitnya, sedetik kemudian kembali tertutup, bahkan bibirnya mempout sebal.

"Oh ngambek ya?" Tanya gue sambil menarik kedua pipinya.

Hyunsuk membuka kedua matanya—mengunci gue dengan tatapannya. Satu kecupan lolos di pipi gue, mata gue langsung terbuka lebar.

"K-kalo anak-anak liat gimana!?" Bisik gue sambil mukul perutnya.

Hyunsuk terkikik kemudian merubah posisi tidurnya menjadi duduk, "cium dong," ucapnya dengan tangan menunjuk pipinya sendiri.

"Mandi sana, bau lo," ucap gue salah tingkah.

"Mau mandi kalo sama kamu~"

"Gue tendang mau lo?" Kata gue sambil ancang-ancang mau nendang dia.

"Galak," decih Hyunsuk kemudian mengubah posisinya jadi duduk, Hyunsuk tiba-tiba menarik tangan gue, gue yang posisi awalnya lagi jongkok jadi oleng dan nubruk badan dia.

Hyunsuk malah ketawa dan memeluk gue, "bau!!! Ngapain peluk-peluk!?!?"

"Biarin, toh kamu yang bikin bau," ucapnya.

Gue memukul pelan pundaknya, "lepas ih, ntar Jeongwoo sama Ruto bangun!" Bisik gue.

Hyunsuk malah semakin erat memeluk gue, "lima menit!"

"Lima menit palalu!! Lepas!! Mau masak nih, ntar Jeongwoo sama Haruto gamau ke sini lagi."

"Ya biarin, gak ada yang ganggu kita lagi 'kan?" Sekali lagi gue memukul pundaknya.

"Hyunsuk."
"Iya sayang."

Hhhh, Hyunsuk hari ini kenapa sih!?

Gue balikin deh biar mampus, "lo minta cium 'kan? Lepas dulu," ucap gue pelan.

Hyunsuk langsung nurut, gue berpindah posisi agar bertatap muka sama Hyunsuk.

"Tutup mata!"

"Mau ngibul ya!?" Tebak Hyunsuk.

"Enggak kok!? Tutup mata aja, malu tau!"

Hyunsuk akhirnya menutup mata, gue udah ketawa dalam hati, mau-mauan aja ini bogel.

Gue menangkup muka Hyunsuk kemudan menggigit ujung hidungnya dan ngibrit lari ke kamar mandi.

"DARLIAAAAAN!!!!"

HAHAHA ngerjain Hyunsuk tuh seru banget sih!?

FREAKY | Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang