66

2.6K 491 109
                                    

"Kamu mau sampai kapan di sini? Gak kasian sama kakak-kakak kamu?"

Gue yang sedang memasak menoleh ke sumber suara, "oh, selamat pagi kak!" Sapa gue dengan senyum tipis.

Wajah bangun tidur itu terlihat masih membutuhkan tidur, badan besarnya mendudukkan diri di meja makan— di kursi tentunya.

"Kamu bikin apa?" Tanyanya, "omelet sih, kakak suka telur setengah matang 'kan?" Tanya gue.

Sang oknum mengangguk, "udah dua minggu lho kamu di sini."

Gue memilih untuk diam kemudian mematikan kompor karena telur terakhir sudah siap untuk di makan.

"Tadi malam ada temen-temen kakak 'kan?" Tanya gue yang membuatnya lagi-lagi mengangguk.

"Sepupunya ada 'kan?" Tanya gue lagi.

"Hm."

Gue ber-oh ria dan menaruh dua piring berisi omelet di meja, "selamat makan!" Gue berseru dengan semangat.

Sebelum sempat menyendokkan makanan ke mulut, cowok itu kembali bersuara, "kamu gak takut Hyunsuk kenapa-napa?"

Gue menghela nafas panjang dan menaruh kembali sendok gue dipiring. "Kakak serius nanya?"

"Iya. Kamu gak kangen sama Hyunsuk?"

"Kakak serius nanya?" Gue mengulangi pertanyaan gue. "Kakak kenapa suka banget nanyain hal kayak gitu sih? Padahal udah jelas 'kan jawabannya."

Cowok itu terdiam, gue akhirnya kembali memakan sarapan gue yang sempat tertunda.

"Hyunsuk—"

"Diem dulu kak Yunho yang ganteng sejagad raya, Darlian lagi makan."

Kak Yunho akhirnya diam lagi dan menyantap sarapannya.

Kalau kalian bingung kenapa ada Yunho di sini, maka jawabannya pun, gue yang ada berada di sini. Gue udah dua minggu tinggal di rumah kak Yunho.

Dua minggu sebelumnya, setelah diberitahu kalau gue dan Raesung bakal nikah bulan depan, gue kabur dari rumah. Iya, gue ninggalin Hyunsuk. Toh, dia juga pasti pergi dari rumah gue. Karena emang udah gak ada hubungan lagi 'kan?

Sepertiga malam gue berniat kabur dari rumah dengan baju seadanya dan uang cash yang gak seberapa. Gue yang baru keluar dari pagar malah ketemu sama kak Yunho yang baru pulang.

Kak Yunho menegur gue dan berakhir gue mengemis paksa untuk tinggal sementara di rumahnya.

Karena gue yakin, orang-orang gak bakal kepikiran kalau gue kabur ke rumah tetangga. Apalagi kak Yunho tetangga baru.

Gue pikir kak Yunho tinggal bareng orang tuanya, taunya dia tinggal sendiri. Makanya dia akhirnya memperbolehkan gue tinggal dirumahnya dengan syarat gue harus mau disuruh-suruh masak dan membersihkan rumahnya. Gue sih oke-oke aja selama gak disuruh macem-macem mah.

Gue kabur bukan sekedar karena ingin lepas dari masalah, gue cuman butuh waktu. Gue butuh waktu untuk mikirin cara agar gue gak dinikahin sama Raesung. Kalau bisa gue tetap bersembunyi sampai sebulan.

Gue bahkan dikasih terapi di sini, kak Yunho orang yang baik, banget malahan. Kebetulan doi juga ternyata kuliah jurusan psikologi, jadi gue sering diberi arahan sama dia.

Gue sebenarnya gak enak sih, gak enak banget. Bagi gue kak Yunho itu orang asing dan sebaliknya juga. Gue baru pertama kali ketemu kak Yunho yang pas dia ke rumah waktu itu. Hanya sebatas itu, tapi gue dengan gak sopannya malah minta tinggal dirumahnya.

"Melamum lagi," tegur kak Yunho. Gue sedikit tersentak dan menatap kak Yunho dengan mata berbinar, "kak? Aku boleh tinggal di sini sampai bulan depan?" Tanya gue yang membuatnya tersedak.

FREAKY | Choi HyunsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang