BAB 31 - Near You

2.2K 611 61
                                    


Rion memperhatikan seorang gadis berambut sebahu yang baru saja masuk ke dalam sebuah minimarket di seberangnya.

Pemuda yang masih memakai seragam Selion itu berdiri di samping motor besarnya, mengawasi Carla sejak dia membeli sebuah martabak yang ada di samping minimarket.

Rion menghela napas panjangnya, ia kemudian menyugar rambut hitam legamnya membuat dahi yang sebelumnya tertutupi itu kini terpampang jelas.

Sejujurnya Rion merasa bersalah karena telah mengatakan kalimat yang kurang mengenakan kepada Carla.

Tentu saja Rion tahu, jika Carla terluka karena ucapannya. Oleh karena itu, Rion cukup khawatir ketika melihat Carla pergi begitu saja. Dengan sigap Rion pun menyusulnya, mengawasi Carla karena takut terjadi hal-hal buruk kepadanya.

Rion belum berani untuk mendekatinya karena bingung harus mengatakan apa. Sehingga ia hanya bisa memperhatikan Carla dari jauh.

Ketika Rion masih memperhatikan Carla yang sedang memilah-milih makanan di dalam minimarket sana, tiba-tiba saja sebuah mobil hitam berhenti di hadapannya.

Rion menaikkan sebelah alisnya, merasa tidak asing dengan mobil tersebut.

Barulah ketika kaca mobil terbuka, Rion mengenali siapa pemiliknya.

Dia adalah Lingga.

▪▪▪

Dua orang pemuda yang mempunyai tinggi berbeda itu berdiri berdampingan. Rion maupun Lingga bersandar ke kap mobil sembari memegang satu cup kopi yang sebelumnya mereka beli.

Rion menyeruput kopi susu tersebut dengan mata yang masih memperhatikan minimarket di seberang sana.

Carla terlihat masih asik memilah milih makanan, membuat Rion menghela napasnya.

"Lo itu berguna di tim kita."

Kalimat itu menjadi awal pembicaraan Rion dan Lingga. Pemuda yang lebih tinggi menolehkan kepalanya, menatap sosok pemuda beralmamater krem yang ada di sampingnya.

"Bukan tim LRC namaya kalau enggak ada lo. Gue sama Carla selalu nganggep lo ada, bukannya kita selalu beresin misi sama-sama?"

Rion berdecak di tempatnya, ia memandangi langit malam di atasnya. Tidak ada bintang yang bertaburan di sana.

"Kita emang sering ngejalanin misi sama-sama, tapi kemampuan gue enggak ada gunannya,"

"Kata siapa?"

Rion bungkam, ia kemudian meluruskan pandangannya ke depan.

"Yon, kemampuan lo itu sangat berguna. Tanpa lo, tim LRC bukan apa-apa." Ulang  Lingga menegaskan, "lo paling bisa ngerti perasaan target misi kita, tanpa kemampuan itu, misi tim kita enggak akan jalan."

Lingga mengubah posisinya menjadi menghadap ke Rion sepenuhnya, pemuda tinggi itu menatap Rion dengan serius.

"Karena lo bisa ngerti perilaku dan perasaan target misi, kita jadi lebih hati-hati."

Pemuda tinggi yang hanya memakai kemeja putih tanpa dibaluti almamater itu menatap Rion lama.

Entah Rion akan mengerti penjelasannya atau tidak, namun yang pasti Lingga sudah mengutarakannya dan ia berharap Rion dapat memahaminya.

What's Wrong With Selion? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang