"Guys,""Kenapa, Va?"
"Kayanya Carla.... hilang?"
Dan ucapan Ivana mampu membuat ponsel yang sedang Lingga pegang terjatuh ke atas lantai.
Mereka yang ada di sana tersentak kaget melihat benda pipih berwarna hitam itu menghantam lantai cukup keras. Gillen yang berada di samping Lingga langsung berjongkok untuk mengambil ponsel malang tersebut.
Untung saja meskipun menghantam lantai cukup kuat, ponsel itu tidak rusak sama sekali.
"Va, lo jangan bercanda!" Seru Rion menatap Ivana tidak suka.
Ivana menggelengkan kepalanya panik, "enggak, gue enggak maksud buat bercanda. Ta--tapi, gue ngerasain hawa enggak baik di sekolah ini sejak kebakaran tadi."
Setelah Ivana menjelaskan, ia pun melompat turun dan memandangi sekitarnya, yang dimana di aula sana masih ada murid-murid Golden Class dari angkatan kelas 10 sampai 12 yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Mereka masih belum di izinkan pulang di karenakan akan ada pengumuman dari pihak sekolah.
"Kenapa lo bisa nyimpulin kalau Carla itu hilang?"
Pertanyaan Lingga membuat Ivana menoleh ke arahnya. "Gue enggak yakin, tapi... sekarang gue bener-bener ngerasain aura negatif di sekitar sini." Akunya dengan tatapan serius.
Lingga membuang napas kasarnya, pemuda itu lantas berbalik sambil berkata, "gue harus cari Carla." dan berlalu pergi meninggalkan aula.
Edgar yang sedang membenarkan letak kacamatanya itu menoleh. Pemuda yang menjabat sebagai ketua angkatan itu dengan refleks menarik tangan Rion yang hendak menyusul Lingga pergi.
"Biar gue yang pergi." Kata Edgar membuat Rion terdiam.
Belum sempat Rion mengeluarkan suaranya, bunyi mic dari atas panggung mengalihkan perhatian semuanya. Membuat Sendi yang sedang duduk di pinggir panggung itu melompat kaget, untung saja Ladian menarik almamaternya sehingga pemuda imut bertubuh kecil itu tidak tersungkur ke lantai aula.
"Kalian diem di sini, kalau ada panggilan buat ketua angkatan--" Edgar menoleh ke arah Atlas, "gue serahin sama lo." Ujarnya sembari menepuk pundak pemuda tersebut.
Setelah itu, Edgar--si pemuda tinggi berkacamata mulai berlari pergi keluar dari aula untuk menyusul Lingga.
▪▪▪
Langkah kaki Lingga membawa pemuda itu keluar dari special region. Kini ia mulai berjalan di sebuah jalanan yang terbuat dari aspal demi menemukan sosok Carla.Sekolah sudah sangat sepi sekarang, di karenakan murid-murid dan beberapa guru di pulangkan. Sehingga tidak heran, jika sekarang sekolah terlihat cukup menyeramkan.
Belum lagi langit menampakan awan hitam, memberikan tanda jika sebentar lagi akan turun hujan.
Lingga mencari Carla ke setiap sudut sekolahan, ia sampai bertanya kepada murid-murid yang tinggal di asrama. Namun mereka mengaku jika tidak melihatnya, membuat Lingga frustasi sendiri karena khawatir kepada Carla yang sejak tadi tidak kelihatan orangnya.
"LINGGA!"
Pemuda tinggi yang dilanda rasa cemas itu menoleh, dan ia menemukan Edgar yang berlari untuk menghampirinya.
"Udah ketemu?" Tanya Edgar begitu sampai di depannya Lingga.
Kepala Lingga menggeleng gelisah, "belum, Gar."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Selion? (COMPLETE)
AventuraSequel Selion High School. (Bisa dibaca secara terpisah) Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, kini Selion High School penuh dengan hal-hal yang baru. Cassie kira, di generasi anak-anaknya semua akan baik-baik saja, karena hal-hal buruk sudah...