Aksi pura-pura pingsan Carla ternyata menjadi kenyataan.
Entah bagaimana bisa, ketika dia berada di dalam mobilnya Ruanfa, Carla merasa pusing dan sangat lemas, lalu tiba-tiba saja ia benar-benar tidak sadarkan diri.
Sehingga Carla tidak menyadari apa yang telah terjadi ketika sampai di rumah sakit ini.
Sekarang Carla perlahan-lahan membuka kedua matanya, cahaya terang langsung menyapa indra penglihatannya, begitu juga dengan bau obatan-obatan rumah sakit yang langsung tercium oleh hidungnya.
Carla merasakan sakit di tangan kanannya, ia kemudian melihat sikunya yang sudah tertutupi oleh sebuah perban.
Ah, Carla ingat. Tadi dia benar-benar tertabrak dan terjatuh membuat sikunya tidak sengaja menghantam sebuah batu yang ada di sana. Rasanya memang cukup menyakitkan karena hantamannya cukup kuat.
Samar-samar Carla mendengar sebuah percakapan seseorang di depan pintu kamar rawatnya, membuat Carla mau tidak mau menegakkan sedikit badannya untuk melihat siapa orang yang ada di luar sana.
Ternyata hanya ada seorang dokter perempuan dan satu orang pemuda berhoodie ungu yang sedang membicarakan sesuatu.
Ketika mereka berdua selesai berbincang, Carla buru-buru membaringkan kepalanya kembali, lalu berpikir--mengingat-ingat pakaian yang tadi Ruanfa pakai.
Seingat Carla, Ruanfa itu tidak memakai hoodie seperti itu, perawakannya juga lebih tinggi, lalu dia memakai topi berwarna hitam.
Namun pemuda berhoodie ungu yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat itu jelas sekali berbeda, ia terlihat lebih muda dan benar-benar tidak mirip dengan Ruanfa.
"Eh, udah bangun?"
Pertanyaan itu menyentak Carla, membuat gadis yang terbaring di atas kasur rawat itu menoleh ke seorang pemuda yang saat ini berdiri di samping kasurnya.
"Apa perlu gue panggilin dokter?" Tanya pemuda berhoodie ungu.
Carla langsung menggelengkan kepalanya, "enggak usah, gue enggak pa-pa kok." Cegahnya.
"Serius? Ada yang sakit enggak?"
Carla menggelengkan kepalanya lagi. Saat ini ia sedang mencari sosok Ruanfa, yang jelas-jelas tidak ada di dalam ruangan rawat yang cukup luas ini. Pemuda yang bersama Carla saat ini bukanlah orang yang Carla cari.
Jika Carla tidak salah, pemuda yang ada di sampingnya ini merupakan Samuel yang merupakan temannya Ruanfa.
Carla tahu karena melihat wajahnya di foto saat tadi malam bersama Lingga.
"Maaf banget, temen gue yang nabrak lo enggak bisa nemenin lo, soalnya dia ada urusan. Bukannya dia enggak mau tanggung jawab, dia justru tanggung jawab dengan cara bawa lo ke rumah sakit dan masukin lo ke ruang rawat VIP."
Mendengar penjelasan pemuda di sampingnya membuat Carla melebarkan matanya.
Apa katanya tadi?
Ruangan VIP?
Bukankah tubuh Carla itu baik-baik saja? Ia hanya terluka di sikunya saja. Tapi... kenapa Ruanfa memasukkan Carla ke dalam ruangan VIP di rumah sakit ini?
Yang lebih membuat Carla terkejut adalah Ruanfa yang pergi tanpa di ketahui. Carla benar-benar tidak menyangka jika pemuda tersebut akan pergi begitu saja.
Itu artinya, rencana yang telah di susun Carla akan gagal.
"Kapan temen lo pergi?" Tanya Carla dengan perasaan yang panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Selion? (COMPLETE)
AventuraSequel Selion High School. (Bisa dibaca secara terpisah) Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, kini Selion High School penuh dengan hal-hal yang baru. Cassie kira, di generasi anak-anaknya semua akan baik-baik saja, karena hal-hal buruk sudah...