"Tapi Carla, kalau lo sama Lingga pacaran... apa semuanya bakal sama?"
Carla menampilkan ekspresi cengonya. "H--hah?!"
"Lo sama Lingga, apa sikap kalian berdua bakalan sama kaya sekarang?"
Kali ini Carla merapatkan bibirnya, otak kecilnya mulai berproses untuk mencerna pertanyaan yang Edgar berikan. Sedangkan pemuda berkacamata yang masih berdiri di depan Carla itu diam-diam menahan tawanya kala melihat ekspresi Carla yang sedang berpikir keras.
Tak lama kemudian Edgar pun menjentikkan jarinya di depan wajah Carla, membuat gadis yang larut ke dalam pikirannya itu tersentak.
"Ya... jelas pasti beda lah, Carla Zovaniandra."
Edgar menjawab pertanyaannya sendiri, seolah-olah pertanyaan yang sebelumnya itu hanyalah sebuah jebakan yang diberikan untuk Carla.
Gadis berponi rata yang masih duduk di teras itu menatap Edgar dengan tampang kesalnya.
Apa-apaan Edgar itu, bertanya sendiri menjawabnya juga sendiri.
Lagipula kenapa sih, orang-orang suka sekali memberikan kalimat tak lengkap seperti itu?
Carla 'kan bingung jadinya.
"Kenapa beda?" Tanya Carla.
"Kalau lo sama Lingga pacaran pasti beda karena... kalian bakalan lebih mesra, jadi budak cinta, lupa dunia karena di butakan oleh cinta."
Setelah melontarkan kalimat itu, Edgar tertawa.
Carla memicingkan matanya, otaknya masih berproses, tak berselang lama matanya mendelik tajam.
"PAKETUUU!!!" Teriak Carla heboh, matanya melotot tidak percaya.
Bagaimana tidak? Baru kali ini Carla melihat Edgar tertawa lepas. Dan juga, baru kali ini Carla mendengar Edgar meledeknya.
Carla jadi curiga, jangan-jangan Edgar kerasukan hantu di rumahnya.
"Kok lo ngomong gitu, sih? Ketularan siapa? Ladian? Sendi? Gillen?"
Carla mengabsen semua nama teman yang sifatnya cukup menyebalkan, tengil dan suka menyeletuk asal.
Edgar sendiri masih tertawa di tempatnya, apalagi melihat ekspresi kesal Carla yang terlihat menggemaskan, membuat ketua angkatan yang terkenal disiplin dan benci berantakan itu tertawa terbahak-bahak.
Carla berdecak, ia memegang segelas jus mangga miliknya yang masih tersisa setengah, berjaga-jaga jika Edgar beneran kerasukan maka Carla dengan sigap akan langsung menyiramnya.
Lumayan seram juga jika melihat orang yang cukup pendiam tiba-tiba tertawa seperti itu. Apalagi ini Edgar, si perfeksionis ketua angkatan Golden Class kelas 11 yang terkenal akan ketegasannya.
"Bisa-bisanya seorang Edgar Aleno ngomong kaya gitu, geli tauuu!!" Protes Carla tidak terima, ia mengembungkan pipinya.
Edgar melepaskan kacamatanya, lalu mengusap air matanya.
Sebenarnya Carla tidak tahu, dimana letak kelucuannya. Mengapa Edgar tertawa lepas sampai sebegitunya?
"Ih, sumpah! Lo nyebelin banget, mau gue cekik lo ya?" Geram Carla yang sudah lelah melihat Edgar tertawa di tempatnya.
"Gue enggak tau kenapa gue ketawa sampai sebegitunya." Kata Edgar setelah tawanya mereda.
"Humor lo anjlok banget, parah." Komentar Carla menatap Edgar tidak percaya.
Benar-benar tidak percaya karena Carla seperti tidak melihat sosok Edgar yang sebenarnya. Jelas-jelas Edgar yang ini jadi berbeda.
Carla jadi curiga, jangan-jangan Edgar punya kepribadian ganda.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Selion? (COMPLETE)
AventuraSequel Selion High School. (Bisa dibaca secara terpisah) Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, kini Selion High School penuh dengan hal-hal yang baru. Cassie kira, di generasi anak-anaknya semua akan baik-baik saja, karena hal-hal buruk sudah...