BAB 43 - Weird Place

2.3K 566 64
                                    

Di waktu yang sama namun tempat berbeda, seorang gadis berambut sebahu sedang terbaring di atas sebuah brankar yang ada di dalam ruangan bercat putih.

Matanya yang terpejam secara perlahan mulai terbuka dan netranya mulai menyesuaikan dengan cahaya terang yang terpancar.

Carla merasa pusing kala ia berusaha untuk tersadar, berkali-kali ia memejamkan mata lalu membukanya kembali untuk mengembalikan kesadaran sepenuhnya.

Dengan perasaan linglung, mata Carla pun akhirnya terbuka lebar, ia mulai memperhatikan sekitar.

Ruangan serba putih ini terasa sangat asing bagi Carla. Ruangan ini mirip seperti ruang rawat di rumah sakit, namun anehnya tidak ada bau obat-obatan... melainkan hanya ada beberapa alat yang Carla sendiri tidak tahu apa fungsinya.

Dengan kepala yang cukup pusing, Carla pun bangkit dari tidurannya.

Ketika Carla menoleh ke sampingnya, ia  berjengit kaget karena matanya melihat seseorang yang sedang rebahan di atas brankar sambil membaca sebuah buku yang posisi bukunya itu berhadapan langsung dengan wajahnya.

Seakan menyadari jika sedang diperhatikan, orang yang sedang rebahan itu menurunkan bukunya. Ternyata dia adalah seorang pemuda tampan yang mempunyai iris mata berwarna abu-abu terang.

Kepalanya yang tersimpan di atas brankar itu menoleh ke arah Carla, alis hitamnya terangkat satu, "apa?" Tanyanya.

Carla terkesiap, ia menelan salivanya kemudian memundurkan badannya sedikit.

Hawanya cukup dingin, apalagi melihat ekspresi pemuda bermata abu-abu itu yang datar.

"Ini... dimana?"

Pemuda tersebut memalingkan wajahnya sembari mengangkat bahunya acuh,  ia kemudian kembali membaca buku yang sedang dipegangnya, dan iris abu-abunya itu kembali menatap buku yang ia pegang di atas wajahnya.

Jika Carla perhatikan dari ekspresi wajah dan responnya tadi, Carla bisa menyimpulkan jika pemuda yang sedang rebahan itu bukanlah tipe orang yang suka mengeluarkan banyak kata-kata.

Carla tidak tahu siapa pemuda itu. Namun dari penampilannya, dia seperti anak sekolahan seperti Carla. Pakaian yang pemuda itu pakai seperti sebuah seragam, yang dimana ia memakai sebuah kemeja putih yang dibaluti almamater berwarna merah maroon, dasi berwarna abu-abu gelap dan celana yang warnanya senada dengan dasi. 

"Eksperimen ini membutuhkan beberapa manusia yang mempunyai kemampuan..."

Gumaman pemuda di samping brankar Carla terdengar, membuat Carla sekali lagi menatapnya.

Carla bisa melihat wajahnya dari samping, pemuda itu mendengus malas sembari membalikan halaman dengan tangannya.

Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya Carla. Seperti ada dimana dia sekarang, dan apa yang akan dia lakukan di ruangan asing ini.

Carla mengernyit dalam, berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum ia ada di tempat ini.

Seingatnya, saat jam makan siang Carla sedang berjalan di koridor gedung utama untuk mencari neneknya, namun tiba-tiba ada seseorang yang menghadang langkahnya.

Orang itu adalah seorang pria yang sudah berumur. Ia menanyakan tentang ruangan kepala sekolah kepada Carla yang tentu saja Carla jawab letaknya dimana. Bahkan ia menawarkan diri untuk mengantarkannya ke sana.

Setelah itu.... Carla semakin mengernyitkan dahinya karena tidak mengingat apalagi yang terjadi setelahnya.

Tahu-tahu dia sudah ada di ruangan yang sangat asing ini bersama seorang pemuda yang juga sama asingnya.

What's Wrong With Selion? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang