Ketika sedang ada keperluan atau ada hal yang harus dilakukan, namun fasilitas tidak mendukung karena terjadi kerusakan itu memang sangat menyebalkan.
Itu adalah hal yang dialami oleh Lingga sekarang. Malam ini, Lingga berniat untuk mengerjakan sesuatu, namun sayangnya wifi di rumahnya mendadak eror dan sulit untuk digunakan.
Sebenarnya bisa saja Lingga mengeceknya lalu memperbaikinya, tetapi malam ini dia tidak mempunyai semangat untuk melakukan hal tersebut.
Oleh karena itu, Lingga memilih jalan yang mudah dan gampang. Yaitu, dia memilih untuk pergi ke rumahnya Carla dan akan menumpang di sana saja.
Sambil membawa-bawa laptop dan sebungkus roti, pemuda tinggi yang rambutnya sedikit acak-acakan itu masuk ke dalam rumahnya Carla. Membuat sang tuan rumah yang sedang rebahan sambil main hp di atas sofa ruang tengah itu mendongak.
"Wifi di rumah lagi eror." Lapor Lingga seraya meletakan laptop di atas meja dan ia duduk di ujung kakinya Carla yang ada di sofa.
Akhirnya Carla bangkit, ia pun menatap Lingga yang sedang membuka bungkusan roti yang ia bawa sendiri.
"Jadi mau numpang nge-wifi nih, pak?" Sindir Carla sambil menarik kakinya dan menurunkannya ke atas karpet di bawah sofa.
Dengan santainya Lingga mengangguk, "gini-gini, aku mau ngerjain tugas kita." Ujarnya.
Dahi Carla bergelombang, "tugas kita?"
Lantas Lingga menoleh, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Carla, lalu menyentil sedikit dahi pacarnya itu, "ini nih, suka lupa sama tugas."
"Tugas?!" Ulang Carla seakan tidak percaya, "tugas apaan, heh?! Emang selama aku enggak ada banyak tugas? Tugas apa aja? Kok kamu kemarin enggak ngasih tau aku—eummm..." pertanyaan Carla terpotong karena Lingga dengan tiba-tiba memasukkan roti ke dalam mulutnya.
Carla pun mengunyah makanan tersebut sambil cemberut.
"Kayanya cuman aku yang inget. Asal kamu tau, tim kita belum nyusun laporan mengenai misi-misi yang sebelumnya kita jalani. Ada beberapa yang belum kita tulis dan belum kita setor ke miss Sekar. Sebelum ujian 'kan harus udah beres, cantik." Kata Lingga diakhiri cubitan di hidung mancungnya Carla.
Setelah menelan rotinya, Carla pun melotot. Ia seakan teringat, "lah, iya... Aku lupa!"
"Makanya kita mesti beresin sekarang-sekarang." Kata Lingga dan mulai menyalakan laptop yang di bawanya.
Pemuda yang memakai kaos hitam dan celana training hitam itu kemudian mengubah posisinya menjadi duduk di depan kaki Carla, dan mata serta tangannya mulai fokus ke layar laptop yang ada di depannya.
Sambil mengusap-ngusap dan memainkan rambut hitam halusnya Lingga yang sedikit berantakan, Carla melihat layar laptop yang ada di atas meja tersebut.
"Kamu udah makan?" Tanya Lingga dengan kepala yang mendongak sedikit.
Carla mengangguk, ia kemudian mengalungkan tangannya di leher Lingga dan menyimpan dagunya di kepala pemuda itu, "udah, tadi di masakin mbak Nina."
"Aku belum makan nih," lapor Lingga sambil melihat jam yang tertempel di ruangan itu menunjukkan pukul setengah tujuh malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Selion? (COMPLETE)
AdventureSequel Selion High School. (Bisa dibaca secara terpisah) Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, kini Selion High School penuh dengan hal-hal yang baru. Cassie kira, di generasi anak-anaknya semua akan baik-baik saja, karena hal-hal buruk sudah...