BAB 21 - Feelings

2.5K 572 106
                                    

YO SELEARS!
APA KABAR?











▪▪▪

"Bunda, Ayah! Carla berangkat dulu, ya!"

Pagi-pagi sekali Carla beserta kedua orangtuanya sudah berdiri di depan teras rumah. Sesuai jadwal, hari ini Carla dan timnya akan pergi ke Bandung untuk menjalankan misi.

Tentu saja Carla diberi izin oleh kedua orangtuanya. Mereka berdua justru mendukung penuh misi yang akan tim LRC jalankan, di karenakan misi ini bersangkutan dengan sahabat Cassie dan juga Ravan.

Setelah menggendong ranselnya, Carla pun mencium pipi Cassie dan juga Ravan secara bergantian.

"Hati-hati di jalan, kalau ada apa-apa telepon ayah atau bunda." Pesan Ravan sembari mengusap kepala Carla dengan sayang.

Carla pun menganggukkan kepalanya.

"Salam juga buat nenek sama kakek kamu. Oh, bilang juga sama Lingga bawa mobilnya jangan ngebut gitu, ya. Tapi kalau di tilang tancap gas aja." Kini Cassie yang berpesan sambil tertawa kecil di akhir kalimatnya.

Ravan mengusap kepala istrinya dengan gemas, "enggak boleh gitu. Lagian Lingga udah legal ini bawa mobil, tapi jangan sampai melanggar aturan lalu lintas, ya." Pesan Ravan lagi yang saat ini merangkul pundaknya Cassie.

Carla mengacungkan kedua jempolnya, gadis manis berponi itu kemudian mengembangkan senyumannya, "iya, siap! Kalau gitu Carla berangkat, ya!"

Setelah memeluk kedua orangtuanya sekilas, gadis bersurai hitam itu langsung melambaikan tangannya sembari berjalan menuju keluar gerbang rumahnya.

Sambil memegang tali tas ranselnya, gadis yang memakai kaus putih panjang yang dibaluti pinafore dress berbahan denim itu kemudian membuka gerbang rumah yang sebelumnya tertutup.

Saat keluar Carla langsung menemukan sesosok pemuda tinggi bertopi yang sedang memasukkan sebuah barang ke dalam bagasi.

Pemuda itu adalah Shaka Lingga Atlanta.

Menyadari kehadiran seseorang, Lingga pun menutup bagasinya, kemudian ia menoleh ke arah seorang gadis yang rambutnya terurai tersebut sambil tersenyum.

Carla mematung di tempatnya, ia mendadak bingung akan melakukan apa. Penampilan Lingga saat ini membuat Carla tiba-tiba saja terpana.

Pemuda tinggi itu memakai short pants berwarna krem, kemeja santai lengan pendek berwarna putih, sepatu converse tinggi berwarna putih, lalu Lingga memakai sebuah topi yang warnanya senada dengan celananya.

Wajah tampannya benar-benar bertambah berkali-kali lipat ketika Lingga memakai topi. Carla tahu, Lingga adalah pemuda yang cukup jarang memakai topi, awalnya Carla tidak tahu alasannya, namun sekarang sepertinya Carla tahu alasannya.

Ternyata itu cukup berbahaya bagi kesehatan jantung dan juga matanya.

"Heh, kenapa diem aja? Sini tasnya,"

Lingga melepaskan ransel yang tersampir di pundaknya Carla, pemuda itu kemudian memasukkan ransel Carla ke jok belakang mobilnya.

Gadis bersurai hitam yang rambutnya terurai itu mengedipkan matanya. Ia masih tidak bergeming di tempatnya.

"Enggak ada yang ketinggalan 'kan?" Tanya Lingga seraya membukakan pintu mobil untuk Carla.

Carla langsung menggelengkan kepalanya, ia kemudian masuk ke dalam mobilnya Lingga.

"Eng--gak ada, kok." Jawabnya terlihat gugup.

Setelah menutup pintu mobilnya, kini pemuda tinggi bertopi itu berjalan memutar untuk menghampiri pintu yang satunya. Lingga pun masuk ke dalam dan duduk di kursi pengemudi.

What's Wrong With Selion? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang