"Kalau Atari datang, lo harus sembunyi."
Mega berpesan, membuat Athena yang sedang duduk di atas kasur itu memandangnya.
"Kamu gimana?"
"Jangan khawatirin gue, ini urusan gue sama dia." Kata Mega dengan nada datar seperti biasanya.
Akhirnya Athena memilih untuk diam, lalu tak lama ia menganggukkan kepalanya dengan pelan.
Saat ini mereka berdua sedang berada di rumahnya Mega. Menunggu Atari yang pasti akan datang ke rumah ini. Strategi yang Athena buat pasti berhasil, dan hal itu terbukti ketika sebuah mobil berwarna abu-abu datang dan berhenti tepat di depan gerbang.
Mega yang posisinya sedang berdiri di dekat jendela itu memandangnya, ia dapat melihat Atari yang keluar dari dalam mobilnya dengan sangat terburu-buru. Ketika Atari mulai berjalan ke arah pintu masuk, Mega menolehkan kepalanya ke arah Athena yang duduk diam di atas kasurnya Mega.
"Na, sembunyi di kamar mandi. Ada Atari. " Perintah Mega membuat Athena langsung bangkit berdiri.
Gadis manis berkepang satu itu sempat menatap Mega khawatir, namun Mega benar-benar terlihat tenang dan juga santai, membuat Athena akhirnya menuruti perintahnya.
Sepeninggal Athena, Mega dapat mendengar suara Atari yang memanggil-manggil namanya. Semakin lama, suara itu terdengar semakin jelas. Sampai akhirnya pintu kamar yang merupakan tempat Mega berada terbuka, di sana menampilkan Atari yang memegang sebuah senjata api.
"Mega?!"
"Apa?" Tanya Mega dengan santainya.
Dengan terburu-buru Atari hendak menghampiri Mega, namun gadis cantik yang berdiri di dekat jendela itu menahannya, "diem di situ." Ujarnya.
Atari menurut, namun tatapan matanya yang terlihat khawatir itu terarah kepada Mega sepenuhnya.
"Mega, kamu enggak pa-pa 'kan? Mana orang yang mau nyakitin kamu?! Sini biar aku siksa dia sampai mati!" Seru Atari, kali ini ia terlihat emosi.
Mega mengembuskan napas panjangnya, tak berselang lama ia menatap Atari yang merupakan kembarannya, "maksud lo apa ngelakuin ini semua? Kenapa lo bikin temen-temen gue terluka dan dalam bahaya?" Tanyanya langsung.
Gadis yang memiliki mata tajam tersebut memandangi Atari. Di saat seperti ini, mereka benar-benar terlihat sangat mirip. Atari yang menampilkan rambut aslinya dan juga wajah tanpa make up-nya, benar-benar mirip dengan Mega.
"Meg, kamu tahu sendiri. Aku enggak suka sumber kebahagiaan aku direnggut dan direbut sama orang lain! Dan kamu tahu, kamu itu satu-satunya orang yang bisa bikin aku bahagia, makanya aku enggak mau kehilangan kamu." Kata Atari, wajahnya menampilkan ekspresi tidak bersalah. Seakan-akan semua perbuatannya itu memanglah benar untuk dilakukan.
Mega yang berdiri beberapa meter di depan Atari itu tersenyum miring, "lo enggak mau sumber kebahagiaan lo direnggut sama orang lain... tapi apa lo sadar, kalau lo sendiri udah ngerenggut sumber kebahagiaan gue?"
Mendengar itu, Atari mengatupkan bibirnya. Ia bungkam seakan tertohok dengan perkataan Mega barusan.
"Lo harus sadar diri, Atari. Lo udah bikin gue terluka dan lo sendiri yang bikin gue menderita." Mega masih memandangi Atari yang terdiam di tempatnya.
Kini keheningan menyelimuti mereka berdua, Mega tidak mengeluarkan suaranya kembali, begitupula Atari yang seperti sedang mencerna semua perkataan yang Mega berikan.
Atari dapat melihat, mata Mega memancarkan tatapan terluka dan juga kecewa. Hal itu membuat Atari mengepalkan kedua tangannya, dan senjata api yang dipegangnya ia genggam dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Selion? (COMPLETE)
AventureSequel Selion High School. (Bisa dibaca secara terpisah) Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, kini Selion High School penuh dengan hal-hal yang baru. Cassie kira, di generasi anak-anaknya semua akan baik-baik saja, karena hal-hal buruk sudah...