BAB 48 - The Truth Untold

1.9K 557 88
                                    

"Jangan bilang kalau itu... sepupunya Mega?!" Tanya Ivana terlihat tidak menyangka.

"Maksud lo, Atari?"

Atari, nama seorang gadis cantik dari kelas reguler yang mengaku sebagai sepupunya Mega itu mengudara begitu saja dari mulutnya Ladian.

Entah mengapa nama itu terlintas begitu saja di pikiran pemuda bermata sipit tersebut.

Gillen yang memegang buku sketsanya itu melebarkan mata dan juga mulutnya kala mendengar nama Atari disebut. Ia kemudian menunduk untuk menatap gambar seorang gadis di bukunya lalu mendongak kembali untuk menatap teman-temannya.

"Guys, guys, guys!!!! Gue baru ngeh kalau  ternyata... itu emang beneran Atari!" Gillen nampak yakin dengan ucapannya, "gue bilang kayak gitu karena... ciri-cirinya beneran mirip sama dia! Gue inget banget, waktu Atari sama Alix ngobrol di depan taman, gue ngeliat dia kayak enggak asing. Ternyata dia itu orang yang pernah gue gambar." Paparnya.

Alix dan Ladian yang berada di dekat Gillen kembali melihat gambar yang Gillen buat di buku sketsanya. Mereka berdua sama-sama memicing untuk memperjelas penglihatan dan juga pikirannya.

"Sejak awal, gue emang punya firasat kalau ada yang enggak beres sama sepupunya Mega, itu!" Seru Ivana ikut setuju dengan ucapannya Gillen.

Sedangkan yang lain nampak ragu-ragu, mereka seakan masih tidak percaya jika sepupunya Mega melakukan hal sejahat itu.

"Tapi, buat apa dia ngelakuin hal-hal jahat kayak gitu? Nyeburin Salsa sampai tenggelam sama nabrak Atlas dengan sengaja? Alasannya apa?" Tanya Athena sambil menggigit kuku-kuku jari tangannya dengan cemas.

"Kita 'kan enggak punya urusan sama dia," Alix ikut menimpali.

Rion yang duduk di atas karpet dan berada di samping kakinya Lingga itu terdiam untuk berpikir. Pertemuan dan juga percakapannya dengan sosok gadis bernama Atari itu seolah-olah terputar kembali di otaknya.

Memang tidak banyak, tetapi setelah dipikir-pikir kembali banyak hal yang membuat Rion jadi berpikir dua kali. Tak lama kemudian pemuda berkulit putih itu memejamkan mata sambil menghela napas dalamnya.

"Kita emang enggak punya urusan sama dia," Rion membuka mata seraya mengangkat kepala untuk menatap yang lainnya, "tapi kita punya urusan sama Mega."

"Maksudnya?"

"Atari itu punya sikap yang lumayan buruk. Apalagi kalau menyangkut orang-orang terdekatnya," Rion menjeda kalimatnya sejenak, "kalian tahu 'kan? Kalau Mega itu punya gangguan kepribadian sosial yang namanya sosiopat. Tapi punya dia enggak terlalu parah." Jelasnya.

Semua yang ada di sana menganggukkan kepalanya. Mereka tahu betul akan fakta  tersebut. Mega memang mengalami gangguan kepribadian seperti itu, namun tidak terlalu parah. Dan meskipun begitu, mereka semua yang ada di dalam Golden Class selalu menerima Mega apa adanya.

Mereka sudah terbiasa dengan sikapnya Mega yang suka berkata seenaknya tanpa memikirkan perasaan lawan bicaranya. Mereka juga sudah terbiasa dengan sikapnya yang acuh tak acuh dengan sekitarnya.

"Gue kira Atari juga sama kayak Mega. Tapi ternyata dia lebih parah..." Rion memelankan suara di akhir kalimatnya, seakan-akan dia ragu-ragu untuk mengatakannya.

What's Wrong With Selion? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang