⚠part ini mengandung kekerasan⚠
▪▪▪
Sudah hampir sepuluh menit Carla dan Zairen menuruni tangga. Namun mereka tidak menemukan apa-apa, sampai akhirnya mereka kelelahan karena sedari tadi terus saja berjalan tanpa perbekalan.
Akhirnya Zairen sudah tepar, pemuda itu sedang ngos-ngosan sambil merebahkan badannya di atas tangga, keringat sudah mengucur di wajah tampannya. Sedangkan Carla, ia terduduk lemas sambil berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya.
"Ah, gila!" Carla mengeluarkan suaranya. "Ini tangga ada ujungnya enggak, sih?!" Tanyanya.
"Kenapa gue harus ngalamin hal malesin kayak gini, si?" Keluh Zairen yang masih nyaman pada posisinya.
Carla tidak menjawabnya. Gadis yang sudah diserang rasa lelah itu kemudian mengamati sekitarnya. Di sana tidak ada apa-apa, hanya ada tangga yang akan membawa mereka ke lantai bawah. Carla tidak tahu, tangga ini akan membawanya ke tempat apa.
Tetapi yang pasti, Carla rasa tangga ini bukanlah tangga utama. Karena tangga ini benar-benar sudah terlihat kotor dan tidak terurus. Belum lagi keadaannya yang sangat sepi. Membuat Carla yakin jika ini pasti tangga rahasia yang ada di dalam gedung ini.
Sibuk mengamati sekitarnya, manik coklat Carla tidak sengaja melihat sebuah pintu yang mirip dengan lift ada tidak jauh dari mereka berada. Melihat itu Carla membangkitkan badannya, membuat Zairen ikut bangkit dan duduk di sana.
"Ada lift!" Carla menunjuk lift yang terlihat usang itu.
Zairen menaikkan sebelah alisnya, "itu masih berfungsi enggak?"
"Gue enggak tau." Kata Carla yang mengamati lift tersebut.
"Nanti kalau rusak gimana? Lo mau kejebak disana selamanya?" Kata Zairen sambil menatap punggung Carla karena gadis itu membelakanginya.
Mengabaikan ucapan Zairen, Carla memilih untuk menghampiri lift tersebut dan mencoba untuk membukanya. Ternyata lift tersebut masih bisa untuk digunakan membuat Carla menampilkan sebuah senyuman.
"Sini, Zai! Kita naik lift ini aja!" Ajaknya.
Zairen pun bangkit, dengan ogah-ogahan dia menghampiri Carla dan ikut memastikan lift tersebut. Setelah dirasa akan baik-baik saja. Akhirnya mereka berdua masuk ke dalamnya dan menekan tombol angka satu yang mereka yakini adalah lantai dasar.
"Kalau ada apa-apa, lo tanggung jawab ya, senior?"
Carla yang berdiri di depan Zairen itu menoleh, "ada apa-apa, apanya?"
"Misalnya kita ke kunci di sini gimana?"
"Kan ada lo. Manusia yang tahan terhadap rasa sakit. Ya kalau kita ke kunci, dobrak aja pake badan lo." Kata Carla dengan entengnya.
Zairen mendelikkan matanya, "lo mau tubuh gue hancur? Mana mempan buat buka ginian?"
Carla tertawa kecil, "itu namanya kemampuan yang harus dimanfaatkan!"
"Tapi enggak gitu," Balas Zairen dengan malasnya.
Akhirnya Carla tertawa, sedangkan Zairen memutar bola matanya malas. Setelah itu terjadi keheningan di antara mereka berdua. Lift masih berusaha untuk turun.
Sebenarnya Carla juga takut lift ini tiba-tiba berhenti di tengah dan ia tidak bisa keluar. Namun entah mengapa pikiran dan hatinya meyakinkan bahwa mereka akan baik-baik saja.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya lift berhenti membuat Carla dan Zairen saling pandang. Mereka kemudian menghadap ke depan kala pintu lift terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Selion? (COMPLETE)
PertualanganSequel Selion High School. (Bisa dibaca secara terpisah) Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, kini Selion High School penuh dengan hal-hal yang baru. Cassie kira, di generasi anak-anaknya semua akan baik-baik saja, karena hal-hal buruk sudah...