BAB 36 - Swindle

2.2K 584 105
                                    

"Masih belum ketemu, Ling?"

Lingga menolehkan kepalanya ke arah  gadis berponi rata yang sedang menyimpan tas belanjaan ke atas meja.

"Belum, La," jawab Lingga.

Carla memperhatikan Lingga yang tangannya dengan lihai sedang mengetik di keyboard laptop milik pemuda itu sendiri. Gadis itu kemudian mengambil roti dan membuka bungkusannya.

Entah apa alasannya, namun Lingga tidak lagi mengoperasikan layar besar di depannya.

Layar besar itu hanya menampilkan bahasa-bahasa pemrograman yang sama sekali tidak Carla mengerti.

"Kayanya dia bener-bener ngilangin jejaknya." Gumam Lingga dengan pelan, matanya masih fokus menatap layar laptop yang saat ini menampilkan kata eror.

Carla mengeluarkan sebungkus roti baru  dan minuman teh dalam kotak dari tas belanjaannya. Sedangkan Lingga mendongak untuk menatap layar besar di depannya, ia menekan sesuatu membuat layar berubah menjadi menampilkan rekaman cctv hari ini.

Di sana, ia bisa melihat rekaman cctv dari berbagai lokasi.

Cukup lama Lingga melihat berbagai  rekaman cctv yang ada di depannya. Sampai akhirnya, matanya tidak sengaja melihat rekaman cctv di gedung Golden Class.

Lalu, Lingga melihat salah satu rekaman di sebuah ruangan bela diri yang di dalamnya terdapat sosok manusia keturunan adam dan hawa yang wajahnya saling berdekatan.

"Gila?!"

Mata Lingga benar-benar melotot tidak percaya ketika melihat dua sosok manusia tersebut.

Di sana ada Rion yang wajahnya berdekatan dengan Mega, jaraknya benar-benar dekat, bahkan mungkin jika Rion atau Mega maju, maka bibir mereka akan bertemu.

Lingga buru-buru mematikan cctv yang ada disana, mencegah agar pengawas ataupun orang lain tidak dapat melihatnya.

Lingga mengumpat di dalam hatinya. Untung saja saat ini Lingga yang mengendalikan rekaman cctv, jika tidak mungkin mereka berdua akan mendapatkan masalah.

"Ada apa, Ling?" Tanya Carla yang baru saja mendekatinya sambil memberikan roti dan juga minuman kepada Lingga.

"A--enggak, enggak ada apa-apa." Kata Lingga sambil memberikan senyuman canggung kepada Carla.

Gadis manis itu menaikan sebelah alisnya, tak lama kemudian ia tersentak di tempatnya.

"Eh, gue lupa!"

Lingga yang sedang membuka bungkus roti menoleh kepadanya, "kenapa?"

"Kata bu Temara, pencarian hari ini tunda aja. Soalnya, koneksi hari ini lumayan eror, takutnya nanti malah bikin susah." Jelas Carla membuat Lingga menatapnya.

Pemuda itu kemudian berdecak, "pantesan dari tadi pas gue lagi nyari,  ada kata eror mulu di layar. Makanya gue pindah ke laptop, tapi ternyata sama juga." Adunya.

Carla menganggukkan kepalanya sambil terkekeh pelan, gadis itu kemudian menggigit roti yang sedang di pegangnya.

"Mungkin besok aja kita lanjut lagi." Ujarnya sambil mengunyah, "gue mau ke toilet dulu. Sekalian mau manggil Sendi sama Atlas. Mereka berdua di suruh latihan olim soalnya."

Carla pun membalikkan badannya, namun tiba-tiba ia terperanjat kaget kala matanya melihat seorang pemuda berkulit putih dengan mata yang sedikit sipit sudah berdiri di sana secara tiba-tiba.

Saking kagetnya Carla sampai mundur ke belakang dan tak sengaja menabrak kakinya Lingga, membuat ia menjatuhkan tubuhnya ke pangkuan pemuda itu.

"Eh, anjir? Kaget lo, La?" Tanya Rion dengan paniknya.

What's Wrong With Selion? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang