BAB 35 - The Truth

2.3K 607 238
                                    


Sepatu hitam itu menyentuh jalanan aspal yang sedikit basah akibat hujan yang terjadi semalam.

Seorang gadis dengan tinggi rata-rata keluar dari dalam mobilnya sambil menampilkan senyuman. Rambut lurus hitam legamnya ia ikat setengah, membuat beberapa rambut yang tidak ikut terikat itu menjuntai indah ke atas bahunya.

Atari melambaikan tangan kepada supirnya, membuat mobil sedan berwarna abu-abu tersebut mulai melaju meninggalkan gerbang sekolahan.

Kini gadis cantik tersebut menarik kedua tali tasnya dan mulai berjalan menyusuri jalanan aspal yang akan membawanya ke gedung utama sekolah.

Ia tersenyum kepada dua orang satpam yang sudah berjaga, padahal ini masih pagi, tetapi mereka berdua sudah siap untuk menyambut siswa dan siswi.

Atari itu selalu datang pagi.

Menurutnya suasana sekolah lebih indah ketika sepi dan sunyi, sehingga ia lebih memilih untuk datang pagi-pagi sekali.

Seperti sekarang, di jalanan lurus yang di kanan dan kirinya di tanami pohon itu tidak ada orang lain selain dirinya sendiri.

Atari berjalan sendirian di sana, ia menoleh ke samping kanan dan kirinya. Tak lama kemudian, matanya melihat seekor anak kucing kecil yang baru saja melompat dari semak-semak.

Anak kucing itu kini diam sambil menjilati bulu-bulunya di depan Atari,  membuat gadis itu menghentikan langkah kakinya.

Senyuman Atari mengembang, ia menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan jika di sana tidak ada orang.

Setelah memastikannya, Atari pun mengangkat kakinya. Kaki yang terbaluti sepatu hitam tersebut hendak menginjak anak kucing tersebut, namun belum sempat hal itu di lakukan, tiba-tiba saja seseorang menepuk pundaknya dari belakang membuat ia tersentak.

"Ngapain?"

Atari menolehkan kepalanya ke belakang, dan ia menemukan seorang gadis tinggi berwajah manis yang sedang menenteng sebuah laptop.

Wajah gadis tinggi itu terlihat tidak bersahabat.

"Mau nginjek kucing ini karena ngalangin." Kata Atari dengan santainya. Ia menarik kakinya kembali, membuat anak kucing yang sempat terdiam itu mulai melompat kembali ke semak-semak untuk pergi.

Gadis tinggi tersebut menaikkan sebelah alisnya, "jalan masih luas. Lo tega kalau nginjek kucing itu."

"Oh, ya udah." Kata Atari dengan cueknya.

Ia hendak pergi, namun gadis tinggi itu menahan lengannya.

"Lo orang yang bikin dua murid Selion kecelakaan beberapa minggu yang lalu 'kan?" Tanya gadis tinggi dengan wajah datarnya.

Atari sempat tersentak di tempatnya, ia menatap gadis di depannya dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Kamu siapa?" Tanya Atari terlihat tidak nyaman, ia menghempaskan pegangan tangan gadis tinggi tersebut.

Atari tidak tahu gadis yang sedang bersamanya sekarang, ia benar-benar tidak mengenali gadis yang sekarang sedang menampilkan senyuman miringnya.

"Kenapa? Kenapa lo nyelakain mereka?" Gadis tinggi itu bertanya kembali.

"Apa urusannya sama kamu?"

Sebuah ponsel yang menampilkan rekaman, gadis tinggi itu tunjukan. Di dalam rekaman tersebut terlihat seorang gadis berseragam Selion yang sedang mengotak-atik sebuah mobil di parkiran.

"Ini lo 'kan?"

Atari mendelikkan matanya, ia hendak merebut ponsel tersebut namun gadis tinggi buru-buru menarik ponsel miliknya sehingga tidak bisa Atari jangkau.

What's Wrong With Selion? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang