Atari keluar dari dalam toilet dengan keadaan rapi seperti sebelumnya. Gadis yang rambutnya dibiarkan terurai itu mulai berjalan sendirian di koridor.Sampai ketika Atari hendak berbelok untuk pergi menuju tangga, matanya tidak sengaja melihat dua orang gadis dengan tinggi berbeda sedang berjalan bersama di lapangan basket yang menjadi pemisah antara gedung kelas utama dengan gedung olahraga.
Kedua gadis itu adalah Mega dan Carla yang sedang berjalan menuju cafe sekolah.
Atari memandangi mereka cukup lama, membuat orang-orang yang melewati gadis itu menatapnya dengan heran.
Sampai akhirnya, sebuah tepukan di pundak membuat Atari tersentak, gadis itu refleks menoleh ke sampingnya dan menemukan seorang wanita paruh baya yang memakai kacamata.
"Kamu Atari sekelas sama Salsa 'kan?" Tanya wanita paruh baya yang merupakan seorang guru tersebut.
Kepala Atari mengangguk, "iya bu."
"Dia udah datang?"
"Kayanya udah,"
"Tolong panggilkan dia, suruh datang ke ruang latihan olimpiade seperti biasa." Pinta guru tersebut.
Atari mengangguk di tempatnya. Sebelum bu guru pergi meninggalkannya, Atari menahannya dengan cara memanggilnya membuat guru itu menolehkan kepala.
"Bu, saya mau bertanya,"
"Bertanya apa?"
"Kenapa yang terpilih untuk mengikuti olimpiade matematika itu Sendi?"
Bu Salma--guru paruh baya berkacamata itu menatap Atari sambil mengernyitkan dahinya. "Kepintaran dia di bidang matematika sudah sangat menjanjikan untuk membawa kemenangan, di tambah dia murid Golden Class." Jelasnya.
Atari tertegun di tempatnya, membuat bu Salma menatapnya dengan heran.
"Jangan lupa panggil Salsa, ya."
Setelah mengatakan itu, bu Salma pun pergi dari sana, sedangkan Atari masih terdiam di tempatnya.
Gadis cantik itu kemudian mulai berjalan menaiki tangga untuk pergi ke kelasnya yang ada di lantai dua. Selama berjalan di tangga, ada beberapa siswa yang menggodanya, namun Atari sama sekali tidak peduli terhadap mereka semua.
Ketika Atari sudah dekat dengan kelasnya, samar-samar dia mendengar percakapan seseorang yang membawa-bawa namanya, membuat Atari berhenti di tempatnya untuk menatap tiga orang gadis yang berdiri di depan kelas sambil membelakanginya.
".... Atari ngajak lo buat ke rumahnya padahal dia tahu kalau lo itu mau lomba?"
Seorang gadis yang satu tangannya bertumpu kepada tongkat itu bertanya kepada seorang gadis berambut pendek yang sedang membaca buku sambil bersandar ke dinding pembatas.
Mereka adalah Bita dan Salsa, orang yang cukup dekat dengan Atari ketika di kelas. Tidak hanya ada mereka berdua, namun di sana juga ada Jeje, seorang gadis yang rambutnya sedikit pirang.
"Iya. Dia minta di temenin katanya, di rumah dia sendirian." Kata Salsa yang masih fokus membaca bukunya.
Jeje yang sedang mengulum permen menggunakan tangan kiri--karena tangan kanannya itu di perban-- menaikkan alisnya heran, "padahal 'kan lo mau olimpiade besoknya."
"Justru itu. Gue juga ngerasa aneh, kok ngajak gue. Kenapa enggak kalian berdua aja coba?"
"Olimpiadenya lusa, 'kan?"
Salsa mengangguk, ia kemudian mendongak untuk menatap kedua temannya, "kalian temenin dia besok malam aja, ya?"
Kepala Bita langsung menggeleng, "gila aja lo, dengan keadaan kayak gini mana bisa gue nginep di rumah orang?" Tanyanya sambil menunjukkan kakinya yang dibaluti perban.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Selion? (COMPLETE)
AventureSequel Selion High School. (Bisa dibaca secara terpisah) Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, kini Selion High School penuh dengan hal-hal yang baru. Cassie kira, di generasi anak-anaknya semua akan baik-baik saja, karena hal-hal buruk sudah...