Carla merasakan pusing yang luar biasa ketika matanya perlahan-lahan mulai terbuka. Ketika matanya mulai terbuka sepenuhnya, dia melotot kaget karena saat ini ia berada di dalam sebuah mobil yang tidak bergerak.
Tangan dan kaki Carla tidak bisa digerakkan, ternyata kakinya itu diikat, begitupula dengan tangannya yang diikat ke belakang dengan cukup kuat. Dan juga, mulut Carla ditutupi oleh sebuah lakban, membuat ia tidak dapat berbicara.
Akhirnya Carla menatap ke depan, ia tidak menemukan siapa-siapa di sana. Sehingga Carla menoleh ke sampingnya, di sana ia menemukan Zairen yang masih belum sadar.
Sebenarnya Carla merasa sangat lemas, ia seperti tidak mempunyai tenaga sama sekali. Namun ia memaksakan diri untuk menyenggol tubuhnya Zairen beberapa kali agar pemuda itu tersadar kembali.
Tak berselang lama, Zairen memperlihatkan pergerakan. Pemuda itu perlahan-lahan mulai membuka matanya. Manik abu-abunya menatap lurus ke depan, ia terlihat kebingungan. Ketika sudah sadar sepenuhnya, Zairen pun menoleh ke arah Carla yang ada di sampingnya.
Keadaan Zairen sama seperti Carla. Mereka berdua saat ini tidak bisa berbicara dan tidak bisa bergerak bebas karena mulutnya yang ditutupi lakban, dan kaki serta tangannya yang diikat dengan kuat menggunakan sebuah tali. Oleh karena itu mereka pun berusaha untuk berkomunikasi lewat tatapan mata dan juga gerakan tubuhnya.
Sekarang mereka berdua saling berpandangan. Mata Carla seolah mengatakan 'gimana nih?' membuat Zairen mengerutkan alisnya heran.
Ia tidak mengerti apa yang ingin diucapkan seniornya, sehingga ia hanya diam memperhatikan membuat Carla menendang kaki Zairen yang ada di sampingnya menggunakan kakinya yang terikat. Lalu Carla membelakangi Zairen untuk memperlihatkan tangannya yang terikat juga, ia seolah ingin mengatakan 'kita diikat, apa yang harus kita lakuin sekarang?'
Sampai akhirnya Zairen pun celingak-celinguk untuk memastikan keadaan jika mobil ini benar-benar sedang di tinggalkan. Setelah di rasa tidak akan ada orang yang datang, Zairen ikut membelakangi Carla membuat Carla mengernyit heran.
Gadis itu mengeluarkan suara melalui tenggorokannya, ia seolah mengatakan 'ngapain?!'
Dan Zairen pun membalasnya dengan suara tenggorokan juga yang jika di terjemahkan dia mengatakan 'diem dulu.'
Akhirnya Carla menurut, ia membiarkan Zairen yang saat ini sedang mendekatkan punggungnya ke punggung Carla. Sampai akhirnya Carla merasakan tangannya disentuh, di sana Zairen sedang berusaha untuk membuka ikatan tali yang mengikat tangannya Carla.
Carla merasakan tangan Zairen bergetar, basah dan lumayan lengket saat berusaha untuk melepaskan tali yang mengikat tangannya. Membuat Carla bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan tangan Zairen tersebut.
Tak berselang lama, Zairen berhasil melepaskan tali yang mengikat tangannya Carla. Sehingga Carla langsung berbalik untuk bergantian melepaskan ikatan tangannya Zairen.
Namun, Carla tertegun ketika melihat tangan Zairen yang dilumuri darah. Di punggung tangan kanan pemuda itu terdapat beberapa luka. Jika orang normal, pasti dia akan merasakan kesakitan yang luar biasa. Tetapi karena Zairen tahan terhadap rasa sakit, pemuda itu benar-benar terlihat tidak merasa kesakitan sama sekali.
Akhirnya Carla membuka tali yang mengikat tangannya Zairen, setelah itu ia membuka lakban yang menutupi mulutnya dan juga lakban yang menutupi Zairen. Tak lupa mereka juga melepaskan ikatan di kakinya.
Setelah berhasil, mereka berdua pun bernapas dengan lega.
Namun kemudian, Carla langsung menatap Zairen dengan sangat khawatir, "heh! Tangan lo enggak sakit?!" Tanyanya dengan cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Selion? (COMPLETE)
AdventureSequel Selion High School. (Bisa dibaca secara terpisah) Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, kini Selion High School penuh dengan hal-hal yang baru. Cassie kira, di generasi anak-anaknya semua akan baik-baik saja, karena hal-hal buruk sudah...