"Katanya Atlas juga di rawat di rumah sakit ini ya?"Pertanyaan Carla membuat Lingga yang sedang mengupas jeruk itu menoleh, kepala pemuda bersurai hitam itu kemudian mengangguk untuk mengiyakan.
"Mau ke ruangannya?" Tawar Lingga sambil menyuapkan satu buah jeruk ke mulutnya Carla yang ada di sampingnya.
Sambil menerima suapannya, Carla menganggukkan kepala. "Nanti pas pulang, kita mampir dulu ke sana." Katanya.
"Iyaaa..."
Saat ini, Carla dan Lingga berada di sebuah ruangan rawat yang sama. Mereka berdua sudah selesai di obati dan sudah di perbolehkan untuk pulang. Luka yang mereka dapatkan tidak terlalu parah, sehingga mereka tidak perlu menginap untuk mendapatkan perawatan yang serius.
Bukan hanya Carla dan Lingga, tetapi ada juga Rion yang saat ini sedang memandangi jendela sambil menikmati sebuah apel. Pemuda berkulit putih itu terlihat seperti sedang memikirkan seseorang, membuat Carla dan Lingga lantas memandanginya.
"Kangen Mega, ya?" Tebak Carla dengan nada yang menggoda.
Rion melirik sekilas, "enggak kangen gimana. Orang lihat lo berdua bucin mulu bikin gue jadi panas." Balasnya dengan sewot.
Tawa Carla dan Lingga pun mengudara, mereka berdua menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dia pasti ke sini kok, Yon. Tunggu aja." Kata Carla menenangkan.
"Kalau pun enggak datang, terima nasib aja." Timpal Lingga membuat Rion melemparkan gigitan apel kepadanya.
Sekali lagi Lingga tertawa, kali ini dia sambil menyuapkan jeruk ke dalam mulutnya. Setelah tawanya mereda, ia pun menoleh kembali ke arah Carla. Tangan Lingga dengan refleks membenarkan tatanan poni ratanya Carla yang sedikit berantakan.
"Poni sama rambut aku lepek," kata Carla sambil ikut memegang poni ratanya tersebut.
Lingga tersenyum, "tetep cantik." Katanya.
Kali ini Carla terkekeh, "makasih ganteng." Balasnya sambil tersenyum manis.
Tak berselang lama dari percakapan mereka berdua, seorang gadis cantik yang masih memakai seragam sekolah tanpa almamater tiba-tiba saja datang. Dia adalah Mega, gadis cantik yang rambutnya terurai itu menatap Carla dan juga Lingga yang duduk berdampingan di atas kasur rawat, lalu ia beralih untuk melihat Rion yang seperti sedang mengasingkan diri.
"Rion,"
Panggilan dari suara yang tidak asing itu langsung membuat Rion menolehkan kepalanya. Mata pemuda yang sedikit sipit itupun berbinar kala melihat sang kekasih datang.
Mega menghampirinya. Sesampainya di sana, ia memandangi Rion dari atas kepala hingga ujung kaki. Dan Mega dapat melihat, jika tangan Rion di perban dan juga terdapat luka lebam di wajahnya yang tampan.
"Siapa yang bikin kamu kayak gini?" Tanya Mega tanpa basa-basi. Wajah gadis itu terlihat serius.
"Buset, beb. Kamu mau ngajak gelut orang yang udah mukulin aku?"
Mega menaikkan sebelah alisnya, "kenapa enggak?"
"Ya ampun!! Pacar gue ganas gemes banget siiii..." Rion ingin memeluk Mega menggunakan kedua tangannya, tapi satu tangannya masih terasa sakit sehingga ia hanya bisa memeluk Mega dengan satu tangannya.
Melihat Rion yang sudah mulai berbincang mesra dengan Mega yang merupakan kekasihnya, membuat Carla dan Lingga terkekeh di tempatnya.
"Kita ke ruangan Atlas aja yuk, sekarang!" Ajak Carla sambil melompat turun. "Tapi sebelum itu, aku pengen ketemu Zairen dulu." Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Selion? (COMPLETE)
AdventureSequel Selion High School. (Bisa dibaca secara terpisah) Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, kini Selion High School penuh dengan hal-hal yang baru. Cassie kira, di generasi anak-anaknya semua akan baik-baik saja, karena hal-hal buruk sudah...