Pagi hari yang sejuk, murid-murid Selion High School satu persatu mulai masuk melewati gerbang utama sekolah. Di sana mereka disambut oleh dua orang satpam yang sangat baik dan juga ramah.
Wangi tanah yang baru saja diguyur hujan tercium, menenangkan beberapa orang yang menghirupnya. Hal itu membuat beberapa murid terlihat bersemangat untuk memulai hari di sekolahnya.
Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Carla, gadis berambut sebahu tersebut terlihat malas-malasan ketika melewati gerbang yang merupakan pintu masuk ke dalam Special Region--tempat dimana murid-murid Golden Class menuntut ilmu.
Carla berjalan bersama Lingga, mereka berdua berjalan di jalanan yang terbuat dari batu bata, menyusuri jalan tersebut agar sampai pada sebuah bangunan berlantai dua yang di dominasi oleh kaca.
Melihat sahabatnya sedang tidak baik-baik saja, Lingga pun merangkul Carla yang berjalan di sampingnya, ia cubit hidung gadis tidak bersemangat tersebut membuat Carla memberengut kesal.
"Jangan sedih, dong. Meskipun tante Cassie sama om Ravan pergi buat bertugas, tapi lo masih ada gue, mama sama Launa." Hibur Lingga sambil menepuk-nepuk kepalanya Carla.
"Lo masih mending, cuman om Auriga doang yang pergi. Lah, gue dua-duanya." Carla menurunkan tangan Lingga dari pundaknya, karena pemuda tersebut tidak berniat merangkul--melainkan bersandar--sehingga bebannya cukup berat.
"Iya, soalnya orangtua gue beda profesi." Jawab Lingga sambil memasukkan satu tangan ke dalam saku celananya.
Carla hanya bisa mendengus. Kini mereka berdua masuk melalui pintu kaca, dan mata bulat Carla langsung melihat seorang gadis dengan rambut ikat kuda yang datang dari tangga perpustakaan.
Kepala Carla langsung menoleh ke sampingnya, memandang Lingga yang berdiri di sana.
"Pagi, kak Savina." Sapa Lingga membuat gadis yang baru saja dari perpustakaan itu mengangkat tangannya.
"Pagi Lingga, Carla." Mata runcing Savina menatap Carla, membuat Carla tersenyum ramah.
"Rajin nih kak, pagi-pagi udah ke perpus." Kata Carla membuat Savina tersenyum tipis. Gadis bermata runcing itu kemudian menoleh ke arah Lingga.
"Gimana? Udah selesai ngejalanin misinya?" Tanyanya.
Lingga menganggukkan kepalanya.
"Kita pergi pulang sekolah nanti bisa?" Tanya Savina membuat Carla menatap kakak kelasnya dan Lingga secara bergantian.
Terlihat Lingga diam untuk berpikir, ia melirik Carla membuat Carla memalingkan muka.
"Sesuai janji, jadi bisa." Jawab Lingga akhirnya.
Savina menganggukkan kepalanya, "gue tunggu di depan gerbang." Ujarnya sembari berlalu pergi.
Kini tersisa Lingga dan juga Carla, mereka berdua sama-sama diam. Kemudian Carla pun menoleh ke arah Lingga.
"Gue pulang sama Rion berarti hari ini?" Tanya Carla sambil menatap pemuda tinggi di sampingnya.
Lingga diam, terlihat seperti kebingungan, "kok pulang sama Rion? Ya, sama gue lah." Katanya.
Carla menaikkan sebelah alisnya, "kan lo mau pergi sama kak Savina."
"Tapi gue enggak bilang pergi berdua." Heran Lingga, "lo ikut, pas di rumah emang mau ngapain? Palingan gabut doang."
Carla diam sebentar, kemudian ia pun berjalan menuju kelasnya. Lingga mengikuti di belakangnya.
Sekarang ini Carla sedang berpikir, kenapa Lingga mengajak Carla, jelas-jelas Savina itu menginginkan waktu berdua dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Selion? (COMPLETE)
AdventureSequel Selion High School. (Bisa dibaca secara terpisah) Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, kini Selion High School penuh dengan hal-hal yang baru. Cassie kira, di generasi anak-anaknya semua akan baik-baik saja, karena hal-hal buruk sudah...