BAB 08 - Innocent Girl

2.7K 606 34
                                    

KASIH TAU KALAU ADA TYPO!
HAPPY READING!











▪▪▪

"Mama sama Papa kemana?"

Seorang gadis cantik yang sedang rebahan di atas sofa sambil bermain game itu,  menolehkan kepalanya ke arah seorang pemuda tinggi yang baru saja turun dari lantai dua sambil memakai jaket.

"Papa 'kan masih di kantor, kalau mama ke rumah nenek. Itu aja enggak tau, anaknya bukan sih?" Ketus Launa dan kembali memainkan game di ponselnya.

Lingga mendengus menatap adik perempuannya yang masih SMP kelas 9 itu, ia menghampirinya dan menjitak kepala Launa dengan kejam.

Tentu saja Launa protes tidak terima, masalahnya ia baru saja potong rambut.

"Tangan lo kotor bang, please lah jangan sentuh rambut baru Launa!" Ujar Launa kesal.

Lingga mengusap wajah Launa dengan kasar, "nih kotor!" Katanya sembari terkekeh.

Launa murka, ia menyimpan ponselnya dan mencubit tangan abangnya, "sumpah, bang! Muka Launa ini tuh abis skincare-an, abang ngeselin banget parah!" Ia mencebik kesal.

"Gaya lo,"

"Gue serius!"

"Bodo amat."

"Mentang-mentang lo anak pertama, jangan seenaknya ye sama gue!"

"Emang gue ganteng."

"Enggak nyambung, bang."

"Gue tau Na, lo terpesona sama kegantengan gue ini."

"Iya bang. Launa akui abang tuh ganteng. Tapi kalau udah tua, jadi jelek lo bang!"

Lingga menaikkan sebelas alisnya, "masa?"

"Bodo, yang penting gue pinter." Kata Launa sembari mengambil ponsel dan kembali memainkan game-nya.

"Pinter ngibul," celetuk Lingga.

Launa mendengus sabar, "gue pengen jadi adek laknat, tapi abang gue lebih laknat." Keluhnya.

Lingga ketawa ngakak, ia menatap Launa dan mengacak rambut adiknya itu dengan gemas. "Gue pergi, ah." Pamitnya.

Mendengar kata pergi, Launa langsung bangkit dari rebahannya. Ia menatap Lingga yang sudah memunggunginya.

"IKUUUUT!" Teriak gadis manis itu dengan heboh.

Launa melempar ponselnya begitu saja dan berlari ke arah Lingga yang hampir mencapai pintu.

Lingga mendengus, "bocah diem aja di rumah." Katanya malas.

"Bosen bang, lagian gue sendirian. Nanti kalau gue di culik gimana?"

"Gue mau tumpengan."

Launa menggeplak punggung abangnya, "laknat banget si ganteng-ganteng!"

"Udah, lo diem aja di rumah. Gue ada tugas negara." Balas Lingga.

"Launa mau ikut, bang!!!"

Lingga menggelengkan kepalanya, ia tidak mau mengajak Launa pergi. Anak itu memang kelihatannya kalem, santai, imut, unyu, seperti adik yang baik gitu... Tapi aslinya dia tuh selalu bikin rusuh dan nyusahin Lingga.

"Diem di rumah, Launa." Kata Lingga berusaha sabar. "Belajar, udah kelas sembilan juga! Lo enggak mau masuk Selion??" Lanjutnya.

"Udah pinter, enggak perlu belajar."

What's Wrong With Selion? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang