Ucapan itu terlontarkan secara bersamaan. Seketika suasana kelas menjadi hening tak berkutik. Semua pasang mata tertuju pada bangku di bagian belakang dengan artian tanda tanya.
Carra. Cewek itu membuka matanya dan menatap siapa orang di depannya saat ini. Bukan hanya mereka, Senja dan Mega ikut mengalihkan pandangannya setelah mendengar bentakan dan juga panggilan itu dengan secara bersamaan. Mega berdiri dari duduknya beralih ke bangku dekat Carra dengan tatapan sedikit terkejut dan takut.
“Lo yang namanya Carramel?" Tanya cowok di depan Carra itu. Siapa lagi kalau bukan Alaska, cowok itu dengan santainya berdiri menatap gadis di depannya dengan tatapan datar.
Carra mengernyitkan dahinya. “Iya, gue Carra.” jawab Carra. Cewek itu terlihat masih tenang.
“Hai adek manis!! Kenalin gue Guntur,” kata Guntur. Cowok itu menyelinap mendekat ke arah Carra dan menyodorkan tangannya ingin berjabat tangan.
“Carramel,” balas Carra menerima uluran tangan Guntur.
Cowok itu berbalik ke belakang lagi saat mendapat tatapan tajam Alaska seolah-olah berkata 'mundur' dengan turut, Guntur mundur kembali berdiri di samping Biru.
“Ra, lo punya masalah apa sih sama mereka?” bisik Mega di samping Carra.
“Gue gak ada masalah apa-apa,” jawab cewek itu. “Bahkan gue gak kenal sama mereka.” kata Carra.
Cewek berambut sebahu itu berbicara dengan lantangnya bahkan sampai membuat Guntur dan Biru melotot tak percaya. Aish bukan mereka saja, satu kelas pun ikut terkejut mendengar perkataan Carra yang katanya tidak mengenal segerombolan orang di depannya.
“Bir, gue kira gak ada yang gak kenal sama kita,” kata Guntur kepada Biru. “Gue juga gak percaya Tur, ternyata kita kurang terkenal deh,” katanya seraya mengangguk.
Alaska menatap Fajar seakan menyuruh sesuatu. Fajar yang faham, cowok itu langsung mengangguk dan berjalan ke arah depan kelas menatap para siswa-siswi IPA 2.
“Khem! Bisa diam sebentar?” kata Fajar menatap orang di depannya. Sejak Carra berbicara itu, semuanya tampak berbisik-bisik membuat telinga mereka risih mendengarnya.
Semua mata tertuju pada Fajar. Bukan hanya mereka, Carra pun itu menatap ke depan dengan tatapan bingung. Terkecuali Alaska. Cowok itu dengan santainya berjalan semakin dekat ke arah Carra dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celana. Carra yang semakin dipepet ikut berdiri karena takut-takut. Saat ini Senja sudah berada di sisi kirinya bersama Mega sambil berdiri.
Semua orang menatap was-was ke arah Carra. Sejauh ini tidak pernah ada yang mencari masalah dengan geng GALAKSI. Panji pun ikut bingung dengan Dinda di sebelahnya.
“Kenapa?” tanya Carra. Cewek itu berdiri tepat di depan Alaska dengan santai. Alaska hanya mengangkat satu alisnya. “Gue gak pernah cari masalah sama lo.” kata Carra lagi.
Pikir Carra, dia memang tidak pernah punya masalah dengan mereka. Kalau kalian tanya Carra kenal atau enggak, jawabannya pasti kenal lah! Cewek itu bisa-bisanya berbicara lantang seakan akan tak kenal dengan GALAKSI yang jelas-jelas adalah penguasa di Attala. Di tambah sang ketua seorang Alaska yang notabennya adalah anak dari pemilik sekolah yang ia masuki ini.
Alaska memajukan wajahnya sedikit mendekat ke arah Carra. Saat ini jantung cewek itu sedang berpacu tak karuan. Bukan, bukan karena melting atau baper, Carra hanya merasa risih dengan keadaan seperti sekarang. Dan bukan hanya pasang mata dalam kelas yang melihatnya. Namun, dari ambang pintu, jendela kaca kelas pun semua penuh dengan para siswa-siswi Attala yang penasaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...