ALASKA -28

17.8K 668 3
                                    

Pagi ini Carra sudah siap dengan seragam sekolahnya, seperti biasanya. Carra berniat memakai bando pita polkadot berwarna biru-putih di rambut hitamnya yang ia gerai, dengan di tambah juga cardigan pink yang ia pakai.

Setelah kejadian kemarin, Carra pulang dari rumah sakit setelah magrib. Dirinya di jemput oleh Selatan dan juga Mentari, mereka di beritahu Alaska melewati Karel.

Carra mengoleskan liptint warna bibir ke bibir atas dan bawahnya untuk mewarnai sedikit bibirnya yang sedikit pucat. Kesehatannya sudah mulai stabil di bandingkan kemarin malam, yang bisa di bilang kurang istirahat yang menyebabkan dirinya mudah lelah.

Carra berjalan melewati anak tangga dengan tas yang ia pakai juga, tak lupa Carra juga memakai sepatu sneaker hitam-nya mengikuti aturan sekolah. Di bawah sudah ada Selatan dan Mentari yang sudah menunggu dirinya untuk sarapan bersama.

“Lho, bang Karel mana?” tanya Carra.

Mentari menatap anak bungsunya sambil berkacak pinggang. “Mau kemana kamu? Udah diem di rumah aja!” omel sang ibu.

Carra memutarkan bola matanya. “Carra udah gak papa Bun, lagian juga hari ini ada acara di sekolah.” jawabnya lalu duduk di kursi samping Selatan–Ayahnya.

Selatan ikut mengangguk-angguk. “Mungkin Carra mau semangati Alaska Bun, Ayah dengar kemarin Alaska bilang dia mau tanding basket antar sekolah kan?” ucap Selatan sambil memakan rotinya menatap sang istri.

Carra berdecak. “Udah ya, Carra nanya-nya bang Karel kenapa malah ngomongin sekolahnya Carra?” protes gadis itu.

“Abang udah angkat duluan, katanya ada kelas pagi.” jawab Selatan.

Carra mengangguk-anggukkan kepalanya, tangannya berjalan meraih satu potong roti yang sudah di oleskan selai coklat yang Mentari berikan.

Carra itu pecinta coklat, mau eskrim, pop ice, sirup, just, apapun Carra suka coklat. Meski ya tidak terlalu juga, Carra itu lebih memilih yang namanya coklat di banding seperti makanan yang lainnya.

Di kamarnya saja sudah ada beberapa coklat yang selalu ia dapatkan selama seminggu nya. Aish, memang benar kata Senja, yang artis mah beda! Pandangan Carra beralih menatap handphonenya yang baru saja bergetar, terlihat ada notifikasi chat dari nomor yang beberapa Minggu yang lalu mengirimnya pesan. Membuat dirinya mengernyitkan dahinya tak kenal.

085xxxxxxxxx
Gw di dpn

Me
Siapa?

Alaska

Carra hampir saja menyemburkan susu coklatnya yang berada di mulut kalau tidak ingat terlebih dahulu, bukan apa-apa, hanya saja gadis itu kaget membaca pesan barusan.

Bisa di simpulkan juga orang yang mengembalikan mobilnya waktu itu Alaska. Aish! Kenapa dirinya sangat kudet? Astaga. Carra meminum kembali susunya sampai habis lalu membawa bekal yang Mentari siapkan.

Carra bukanlah tipikal siswi yang suka membawa bekal ke sekolah, hanya saja mengenai kesehatan nya saat ini membuat Carra terpaksa menuruti ucapan Mentari.

“Carra berangkat dulu Yah, Bun. Assalamualaikum,” pamit Carra menyalami tangan kedua orang tuanya.

“Eh, Waalaikumsalam.

Carra melangkahkan kakinya membuka pintu utama rumahnya, sudah terlihat ada Alaska yang duduk di atas cal mobil hitam-nya dengan kacamata yang di pakai. Carra akui, dengan melihat Alaska saat ini adalah sesuatu yang langka untuk melihat seorang Alaska yang terlihat lebih cool.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang