Tiga orang gadis sedang berada di sebuah ruangan ganti. Mengingat hari ini jam olahraga, mereka berganti baju dengan baju berwarna biru khas dari SMA Attala.
SMA Attala merupakan salah satu sekolah yang mempunyai fasilitas yang lengkap dan juga favorit. Apalagi di tambah para siswa-siswi nya yang kebanyakan adalah seorang selebgram.
Carramel Andromeda.
Gadis itu berjalan keluar dari ruang ganti dengan baju olahraga yang ia pakai dan juga baju seragamnya yang ia pegang. Carra tidaklah sendiri. Gadis itu di temani dua temannya yang sedari tadi asik menata dirinya.
“Ra, kali ini kita bakalan bahas apa ya?” tanya Mega. Mega Pelangi, teman dekat sekaligus sahabat dari Carra.
Carra hanya menggidikkan bahunya acuh. “Basket,” jawabnya.
Mega hanya membalas dengan anggukan. Tangannya bergerak kembali meraih cermin kecil dari samping tempat duduknya untuk melihat wajahnya.
Sedangkan Senja, Senja Stella, bagian yang sama seperti Mega. Cewek itu hanya diam dan memutarkan bola matanya malas melihat tingkat Mega yang asik bercermin.
“Sekali tanpa kaca gak bisa ya Ga?” tanya Senja. Cewek itu hanya membalas dengan cengiran nya.
Carra yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya. Gadis itu berjalan ke arah lokernya dan membuka kuncinya. Satu tangan di sodorkan kedalam loker untuk memasukan seragam putih abunya.
Tangan Carra terhenti ketika ia ingin menariknya lagi. Kepala yang ikut menunduk melihat ke bawah untuk mensejajarkan mukanya dengan lokernya. Gadis itu membuang nafasnya panjang.
“Kenapa Ra?” tanya Senja. Cewek itu melihat Carra yang terlihat cape bahkan kesal.
Senja berdiri dan berjalan mendekat ke arah Carra. Kali ini dia tau apa maksud dari raut wajah Carra. “Yang artis mah beda,” sindirnya.
Carra terkekeh, cewek itu membalikan badannya dan bersandar di depan loker. “Ambil aja Ja. Gue mah udah banyak di rumah,” katanya sambil memberikan sebuah bunga mawar merah yang terbalut plastik kaca yang rapi.
Senja mendengus, cewek itu mengambil bunga itu dengan paksa dari tangan Carra. Mega yang sedari tadi diam menatap kaca, kali ini ia ikut-ikutan berdiri dengan mata berbinar.
“Rara, itunya buat gue ya!” pintanya dengan melas.
Carra menaikan satu alisnya lalu terkekeh. “Nih ambil aja,” katanya sambil memberikan sebuah coklat kepada Mega dan satunya lagi kepada Senja.
“Gue di kasih juga?” bingung Senja. “Ya iyalah! Nih,” katanya.
Mega langsung mengambil coklat yang Carra berikan. Cewek itu langsung membuka bungkus coklat dan langsung memakannya. Carra yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya heran.
Carra bisa di bilang artis di Attala. Cewek itu bisa di bilang famous karena wajah cantiknya bak Dewi Yunani. Terlebih lagi dengan suaranya yang terdengar merdu bagi kaum Adam, di tambah bibir mungilnya dan bulu mata lentik.
Semua orang bisa menganggap Carra seperti anak TK karena mukanya. Tapi tidak dengan tubuhnya. Carra itu tinggi sekitar 168 cm tingginya dengan pikiran dewasa. Muka Carra bisa di bilang cute dan juga manis.
Carra membalikan kembali badannya ke arah loker. Tangannya bergerak merogoh sebuah ikat rambut hitam dari dalam loker lalu menutup dan tak lupa menguncinya lagi.
“Mau di iket Ra?” tanya Mega.
Carra mengangguk. Cewek itu langsung mengikat rambut sebahunya itu atau mungkin lebih panjang. Carra menyisakan beberapa helaian rambut yang tak di ikat. Bahkan itu bisa saja membuat pesona pada dirinya semakin banyak terlebih lagi ikatan rambut Carra tidak terlalu rapi namun cute.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
Roman pour AdolescentsFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...