Carra melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar dan langsung merebahkan tubuhnya di atas Queen size tebal miliknya. Di hiasi dengan warna tidak begitu cerah di setiap penjurunya.
Carra memejamkan matanya sebentar menghilangkan penat di tubuh dan otaknya sejenak. Dengan sedikit angin yang masuk dari jendela kamar membuat dirinya semakin terhanyut ke dalam mimpi.
Namun, belum sampai dua menit Carra tidur dengan nyaman. Deringan telpon di handphonenya membuat dirinya terpaksa terbangun dan segera melihat siapa yang menelpon.
“Ya?” tanya Carra to the point.
“Carra!! Gue nginep ya!!” pekik di sebrang sana membuat Carra menjauhkan handphone dari telinganya.
“Kenapa? Di usir?” tanya Carra sembari berdecak.
“Jahat banget sih sama temen sendiri juga! Mumpung di rumah gue gak ada siapa-siapa jadi gue nginep aja di lo ya? Sekalian mau liat mukanya bang Karel,” ucapnya panjang lebar.
Carra memutarkan bola matanya malas. “Jadi lo mau nginep buat apa? Gak ada temen atau modus?” tanya Carra memicing.
“Yang pertama dan yang keduanya, boleh deh di jadiin bonus hehe!” kekehannya di sebrang sana membuat Carra berdecak.
“Sendiri kan?” tanya Carra memastikan.
“Ya enggak lah! Di mana ada Mega, di sana ada Senja. Kalau gak ada Mega senja juga gak bakalan ada!” ucap di sebrang sana terdengar sewot.
Carra memutarkan bola matanya. “Gue aja yang nyari Kopi gak ketemu-temu orangnya. Tapi tetep jadi Carramel kok,” kata Carra ikut mendramatis.
“Yerserah Ra, terserah. Jadi di bolehin gak nih?” tanya Mega di sebrang sana meyakinkan.
“Terserah, gue juga lagi gabut gak ada kerjaan.” kata Carra membuat Mega berteriak senang.
“Carra pengertian deh. Baik banget!! Alaska jadi makin sayang!”
Tutt
“Meganjing!” pekik carra.
Carra berdecak sebal saat panggilan di akhiri secara sepihak. Membuat nafasnya sedikit memburu harus selalu sabar menghadapi orang seperti Mega.
Cewek itu menghembuskan nafasnya lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tidak perlu waktu lama untuk Carra mandi, hanya dua puluh menit. Carra bukanlah tipikal orang yang suka bertele-tele ketika mandi.
Carra berjalan ke arah meja riasnya dengan telaten menggosokkan handuk ke rambut pendeknya yang basah. Menyisir ke kiri dan kanan dengan telaten, lalu berjalan kembali ke arah kasurnya dan duduk di pinggir ranjang sambil memainkan handphonenya.
“RARA!” teriakkan dari luar pintu kamar membuyarkan lamunan Carra yang sedang membuka-buka aplikasi Instagram.
“I'm here!” balas Carra.
Clekk
Pintu terbuka dan menampilkan seorang pria tampan dengan pakaian khas anak muda sambil tersenyum-senyum misterius membuat Carra yang melihatnya bergidik ngeri.
“Kenapa sih bang? Senyam-senyum,” kata Carra menatap kakaknya itu sebal.
“Pangeran berkuda lo dateng tuh,” katanya sambil menyenderkan tubuhnya di ambang pintu.
Carra semakin tidak mengerti dengan alur pembicaraan kakaknya itu. Apa katanya, pangeran berkuda? Siapa sih? Carra tidak mengerti sama sekali.
“Lo bisa ngomongnya to the point gak? Jangan bertele-tele.” decak Carra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...