ALASKA -30

20.7K 700 16
                                        

Alaska menarik tangan Carra masuk ke dalam kantin, pandangannya menatap ke segala arah. Sudah terdapat para anak kelas IPA 2 yang duduk di pojokan tanpa Carra.

Alaska melirik kembali matanya ke arah pojok kiri yang ternyata tidak ada siapapun di sana yang membuat dirinya membawa tangan Carra kembali ke sana lagi duduk. Carra yang di tarik hanya bisa menghela nafasnya pasrah.

Alaska menyuruh Carra duduk di salah satu bangku pojok, lalu dirinya berjalan meninggalkan Carra untuk memesan makan. Idaman bukan? Alaska itu idaman banget!! Hanya saja sikapnya itu lho, plin-plan kadang baik dan kadang sebaliknya. Itulah yang bikin Carra keheranan sama halnya dengan anak inti GALAKSI yang lainnya.

Sebenarnya menurut Carra Alaska itu baik, baik banget malah. Tahukan apa yang wanita utamakan? Gengsi. Sama halnya dengan Alaska, cowok itu termasuk orang yang gengsian apalagi menyangkut kepentingan harga dirinya. Akhir-akhir ini Carra rasa ada yang berbeda dari dirinya, entah dari dirinya yang suka gugup ketika di dekat Alaska ataupun pikirannya yang selalu traveling memikirkan Alaska.

Alaska datang kembali dengan satu piring makanan dan juga air mineral dingin, Carra pikir dirinya tidaklah lapar. Ngapain Alaska repot-repot membelikannya? Alaska duduk di depan Carra lalu meletakan satu piring nasi goreng dan juga satu botol air mineral di atas meja dan menyodorkannya kepada Carra.

“Gue gak laper,” ucapnya tiba-tiba.

Alaska menaikan satu alisnya. “Terus?”

“Ngapain beliin ini? Gue gak laper, gak mood.” kata cewek itu menunjuk satu piring nasi goreng di depannya.

“Yang bilang buat lo siapa?” bingung Alaska.

Ya Tuhan! Ingin rasanya Carra pergi dari sini sekarang juga, terus dari tadi dirinya ke ge'er-an?

“Terus ngapain di kasih ke gue?” bingung Carra.

“Berhubung lo yang udah langgar peraturan gue, lo harus siapin gue.” kata cowok itu menatap serius gadis di depannya.

“Peraturan apa sih? Kita gak pernah ya buat peraturan apapun itu!” tekan Carra.

Alaska tersenyum miring. “Yang di taman waktu itu lo lupa? Atau emang dasarnya aja lo emang–” ucapan Alaska terpotong karena Carra menyelanya.

Fine! Gue suapin lo, jangan di terusin.” Potong Carra saat mengingat arah tujuan pembicaraan cowok di depannya.

Diam-diam Alaska tersenyum kemenangan, gampang juga ternyata bikin Carra tunduk! Dengan paksa Carra menyuapi Alaska dengan telaten sampai makanan yang di piring itu habis.

Ingat! Kegiatan mereka tidak hanya di saksikan oleh angin lewat, di arah pojok kanan sudah ada kumpulan anak IPA 2 yang sedari tadi menjerit gak karuan melihat Carra yang menyuapi Alaska. Di tambah dengan beberapa pedagang kantin yang melihatnya menggelengkan kepalanya.

Alaska membuka tutup botol di tangannya, lalu menyodorkan kepada Carra membuat cewek itu mengernyitkan bingung.

“Kenapa? Nyuruh gue buat minimum ini ke lo?” tanya Carra tak habis pikir.

Alaska memutarkan bola matanya. “Minum,” titahnya.

Carra menggeleng. “Gamau! Lo pasti taruh racun kan?” tuduhnya membuat Alaska kembali memutarkan bola matanya.

“Lo liat gue buka ini tadi masih di segel? So?” jelasnya membuat Carra mendengus sebal.

Dengan kesalnya lagi Carra meminum setengah botol air yang Alaska kasih. Aish! Rasanya Carra di permainkan oleh Alaska. Dari dirinya yang di ajak ke kantin dan hanya menyuruh dirinya menyuapi lelaki itu? Di lanjut dengan dirinya yang harus meminum air mineral yang Carra sendiri tak tahu apakah di dalamnya itu di isi racun atau apapun itu.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang