Hari ini seluruh murid di Attala di bebaskan oleh kepala sekolah karena semua guru mengadakan rapat dadakan. Sesuatu yang berharga bagi siswa-siswi Attala, kesempatan emas yang tidak akan pernah di sia-siakan.
Semua murid berbondong-bondong untuk mengisi waktu itu. Ada yang pergi ke kantin untuk mengisi perutnya, ada yang diam di kelas dengan konser yang di gelar, dan sebagian besar banyak yang pergi ke lapangan indoor untuk melihat anak kelas 12 yang bermain basket.
Bukan pertandingan, hanya saja mengisi waktu kosong dengan berlatih basket untuk turnamen Minggu depan. Dengan kelas Alaska yang bermain karena cowok itu seorang kapten basket di Attala. Kehebatannya selalu mendapat pujian dari beberapa guru olahraga.
“Ra, liat basket yuk!” ajak Mega. Cewek itu sedari tadi terus membujuk Carra agar mau ikut melihat latihan anak basket.
“Gak mau Ga,” tolak cewek itu. Carra lebih memilih membaca bukunya kembali tanpa niat melihat ke arah Mega.
Senja yang di samping Carra langsung merebut buku itu secara paksa. “Turutin aja Ra, pusing gue dari tadi denger rengekan si Mega,” kata Senja menjadi kesal sendiri.
“Balikin buku gue Ja!” tegur Carra kesal melihat bukunya di sembunyikan oleh Senja.
Cewek itu menggeleng. “Turutin aja dul– eh!” Senja melengos saat buku yang ia pegang malah di ambil oleh Mega.
“Tara!! Bukunya di gue!” pekik Mega kegirangan. Cewek itu menggoda Carra dengan bukunya yang sekarang berada di tangannya.
Carra menghela nafasnya. “Please Ga, udah mau tamat!” decak Carra kesal.
“Ikut nonton tapi” bujuk Mega lagi. Carra tak habis pikir dengan temannya yang satu ini. Memangnya kalau Carra ikut untungnya apa?
“Gak mau Mega! Gak ada untungnya juga,” kata Carra semakin kesal.
Mega berdecak sebal. “Di sana ada Alaska juga kan?” katanya. Carra menggidikkan bahunya. “Gak ada hubungannya Mega,” balas Carra.
“Ya di sana lo tinggal teriak-teriak, nyemangatin pacar gitu,” elaknya lagi.
Carra hanya memutarkan bola matanya malas. “Terserah.” ucapnya final.
Mega yang mendengarnya, matanya berbinar. Cewek itu tanpa aba-aba langsung menarik tangan kedua temannya dengan girang. Carra dan Senja yang di perlakukan seperti itu tak habis pikir. Anak SMA kelas 12 tapi kelakuan katak bocil anak TK.
Sepanjang koridor semua orang menatap heran ke arah mereka. Carra dan Seja hanya bisa pasrah ketika Mega bereaksi.
Sesampainya di lapangan, suara teriakan semakin terdengar jelas oleh para penonton yang asik mensuport. Mega membawa kedua temannya duduk di salah satu bangku di sana yang tak jauh dari pintu masuk. Mega duduk di antara Senja dan juga Carra. Cewek itu ikut heboh sendiri saat melihat pertandingan antar lekas di mulai.
Anak kelas Alaska tanding melawan kelas sebelah. Semua siswa yang mau ikut tanding di lapangan, mereka sudah mengganti bajunya dengan baju basket dari SMA Attala. Teriakan demi teriakan tak hentinya terdengar.
“ALASKA SEMANGAT!! YUHU!!”
“FAJAR! MUKANYA SENYUM DONG BIAR KELIATAN GATENG!”

KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...