ALASKA -11

20.7K 864 2
                                    

Saat ini sang wakil ketua geng GALAKSI sedang berkemudi di jalan raya dengan membonceng gadis di belakangnya. Senja–cewek itu terlihat masam dengan muka di tekuk, sedari tadi, Senja terus mencibir tak jelas ketika mengingat mobilnya yang di bawa pergi orang lain.

Dengan hembusan angin, Fajar memarkirkan motor Vespa–Alaska yang bercorak hitam dan biru army itu di depan sebuah rumah yang cukup besar.

“Turun!” titah cowok itu.

Senja tersadar saat Fajar memanggilnya. Cewek itu celingak-celinguk melihat sekelilingnya. Senja sama sekali tidak mengenal tempat ini, dan di mana dia sekarang?

“Rumah gue bukan di sini Jar,” kata cewek itu sedikit was-was. Senja hanya takut jika dirinya di culik oleh orang di sampingnya yang notabennya adalah anak satu SMA di sekolah yang sama.

“Gue gak tau di mana rumah lo, dan lo sendiri gak bilang,” jawab Fajar tenang.

Senja mendengus sebal. Cewek itu beralih menatap ke depan, seketika matanya melebar tak percaya. Senja melihat mobil silver nya yang terparkir di depan rumah yang saat ini ia datangi juga. Senja tak mungkin salah, itu benar-benar mobilnya.

“Mobil gue di sini?” tanya cewek itu kepada Fajar.

Fajar mengikuti arah pandang Senja. “Hah?!” bingung cowok itu. Fajar pun sedikit bingung, apa Alaska sudah membawanya pulang untuk di antarkan? Tapi Alaska bilang tadi, mobilnya Senja baru di balikan besok pagi.

“Kok di sini?” tanya Senja. Cewek itu berjalan lari ke arah mobilnya.

AAAA, Astaghfirullah!” refleks Senja mengusap dadanya untuk sedikit lebih tenang.

Fajar yang masih berada di belakangnya jadi ikut berlari panik mendekat ke arah Senja. Cowok itu ikut terkejut saat mendengar teriakkan Senja dan langsung menyadarkan dari lamunannya.

“Kenapa?”

Senja membalikkan tubuhnya menatap Fajar dengan raut muka yang masih kaget. “Gue kira kosong, taunya ada orang,” kata cewek itu.

Fajar mengernyit bingung. Cowok itu berjalan ke arah kaca mobil sedikit dekat. Matanya ikut membelak kaget melihat apa yang berada di dalam. Terdapat Alaska dan juga Carra yang masing-masing tertidur.

“Jar, kasian Carra nya,” kata Senja tak tega saat melihat Carra yang tertidur dengan posisi duduk.

“Biarin dulu aja, kalau di bangunin nanti malah ribet,” jawab Fajar. “Kita masuk dulu ke dalem,” lanjut cowok itu.

Refleks Senja memukul tangan Fajar kuat. “Mau ngapain? Jangan macem-macem lo!” desis Senja melotot tajam ke arah Fajar.

Fajar menyentil kening cewek di depannya itu. “Pikiran lo aneh-aneh!” katanya. “Masuk aja dulu.” lanjutnya.

Mau tak mau, Senja ikut masuk ke dalam. Sudah terdengar suara ricuh dari ruang utama. Senja sedikit aneh dengan bangunan yang ia injakkan kaki saat ini.

“TARIK SIS!”

“SEMONGKO!!”

Senja dapat mendengar suara gelak tawa dari ruangan berikutnya. Matanya melebar saat melihat apa yang terjadi di depannya saat ini.

Ruangan yang cukup bisa di bilang berantakan dengan beberapa orang di sana yang berjoget-joget tidak jelas. Yang Senja tau, dia hanya mengenal Guntur, Biru, dan juga Gibran–cowok yang tadi masuk ke dalam UKS untuk memberitahu kalau sekolahnya di liburkan.

“WOY! PADA DIEM DULU NAPA!” teriak Gibran saat melihat Fajar datang namun tidak sendiri.

“ASSIK! KEMARIN KETUANYA YANG BAWA CEWEK, SEKARANG WAKILNYA,” seru Gibran bersorak.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang