ALASKA -44

16K 655 7
                                    

Carra berjalan dengan agak berlari menyusuri koridor sekolah, menabrak siapa saja yang menghalanginya. Dirinya berniat mengejar Alaska yang di ketahui berjalan ke arah rooftop.

Sebenarnya tidak ada niat sih, namun sedikit merasa kalau dirinya harus mengejar Alaska. Bahkan Carra pergi meninggalkan teman-temannya yang lain yang masih setia duduk di kantin.

Nafasnya semakin tersengal ketika sudah bisa berada di depan pintu rooftop, membukanya namun tidak berhasil. Carra berdecak, kenapa harus di kunci segala?! Aish! Menyebalkan.

Mencari ide yang Carra lakukan sekarang, senyuman terbit di bibirnya saat mengingat dirinya memegang kunci rooftop yang lainnya. Jika kalian bertanya dari mana Carra mendapatkan itu, jawabannya Alaska.

Waktu Alaska mengajak Carra ke rooftop, lelaki itu sengaja menguncinya agar Carra tidak bisa keluar begitu saja. Namun setelah dirinya puas, Alaska menyerahkan kunci itu kepada Carra agar membukanya sendiri membuat Carra sendiri lupa ketika ingin mengembalikannya.

Pintu terbuka dan Carra sudah bisa melihat Alaska yang terdiam berdiri di bagian tebing membuat Carra membulatkan matanya. Apa-apaan, ingin bunuh diri? Maksudnya.

“Jangan gila Al!” pekik Carra mendekat ke arah Alaska.

Alaska tersentak kaget saat mendapati Carra yang sudah berada di sana tak jauh dari dirinya berdiri. Menatap heran dari mana Carra bisa masuk?

“Apa?” tanya Alaska malas.

“Kalau mau bunuh diri nggak gitu juga kali!” sewotnya membuat Alaska semakin bingung.

Matanya bertuju menatap ke bawah, dirinya yang berdiri tepat di pinggir pembatas rooftop membuat Carra salah paham. Padahal, Alaska hanya ingin menenangkan dirinya di temani angin sepoi-sepoi yang bertubrukan.

“Apaan sih Ra?” bingungnya lagi.

Carra bergegas menarik tangan Alaska cepat membuat Alaska linglung dan terjatuh di atas lantai dengan sedikit meringis, menatap Carra tajam si pelaku yang kini malah terdiam.

“Sakit astaga!” kata Alaska mencoba berdiri.

Carra meringis mendengarnya lalu membantu Alaska berdiri lalu tersenyum konyol membuat Alaska mendengus sebal melihatnya.

“Makannya jangan niatan mau bunuh diri gitu, kalau mau juga tinggal sewa psikopat aja.” sewotnya setelah Alaska berdiri.

“Siapa yang mau bunuh diri?” tanya Alaska malas.

“Ya, terus? Tadi ngapain.” tanyanya.

“Terjun!”

Carra mendengus mendengarnya, memanyunkan bibirnya ke depan. Mencibir sebal lalu menatap Alaska yang kini menatapnya juga dengan bingung. Apa sih tujuan Carra? Pikirnya.

“Apalagi?” tanya Alaska.

Carra menggeleng. “Kenapa pergi?” tanya Carra balik.

“Terserah,” balas Alaska lalu duduk di bangku di ikuti Carra yang mengikutinya.

“Kenapa sih Al? Perasaan aku nggak buat salah deh,” tanya Carra bingung sendiri.

Alaska tidak menjawab, lelaki itu lebih memilih merogoh sakunya mengambil satu batang rokok membuat Carra melotot seketika. Dengan cepat mengambil benda nikotin itu dari tangan Alaska dan membuangnya jauh semakin membuat Alaska bingung dan gemas sendiri.

“Kenapa di buang Carra?” tanya Alaska mencoba sabar.

“Ya nggak baik! Daripada ngerokok mending makan bakso,” ucapnya ngawur membuat Alaska memutarkan bola matanya malas.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang