Hari Senin, kalian tau kan haru paling apa? Hari yang paling malas untuk semua orang jumpai ketika ke sekolah. Upacara dengan matahari yang sangat panas kali ini membuat beberapa murid Attala mendesah kecewa.
Satu jam mereka lewati, kini semuanya di bubarkan ketika ucapara telah selesai. Beberapa di antaranya ada yang langsung masuk kelas dan ada yang ke kantin dulu seperti biasanya di kasih waktu sepuluh menit.
Carra berjalan beriringan dengan Mega dan Senja di sampingnya. Namun tidak sengaja, seseorang mendorongnya hingga terjatuh me.buat Senja dan Mega membulatkan matanya.
“Sshh,” ringis nya meras perih di bagian lutut.
“Ra? Lo gak papa kan?” tanya Mega. Matanya membuat kala melihat lutut Carra yang mengeluarkan darah.
“Darah anjir!! Ke UKS Ra?” lanjutnya lagi.
“S-sorry, gue bener-bener gak sengaja. Maaf Ra,” ucap si pelaku menatap Carra dengan meras bersalah.
“Nggak papa Fa,” balas Carra.
Alfa, yang menabrak Carra merasa bersalah saat melihat lutut Carra yang mengeluarkan darah.
“Ke UKS ya Ra?” katanya.
Sebelum Carra menjawab, Senja langsung menyela. “Carra biar sama kita aja, lo kayanya buru-buru.” ucapnya.
Alfa tersenyum. “Iya, gue emang lagi ada urusan.” balas lelaki itu.
“Mending urus aja urusan lo Fa, gue biar sama mereka.” ucap Carra membuat Alfa merasa tak enak.
“Nggak papa?” Carra mengangguk. “Kalau gitu gue duluan, sekali lagi maaf.” lanjutnya lalu pergi untuk menyelesaikan urusan yang ia urus.
Senja dan Mega membawa Carra ke UKS dengan memapah gadis itu. Sedikit ngilu saat melihat darah segar yang keluar membuat Mega merasa pusing. Cewek itu sedikit takut dengan yang namanya darah.
Carra duduk di atas blangkar dengan Senja yang baru datang membawa kotak P3K dan memulai membersihkan luka di lutut Carra dengan hati-hati.
“Mau langsung ke kelas?” tanya Mega saat Senja sudah selesai mengobati luka Carra.
“Kalian duluan aja, gue agak pusing mau tiduran dulu.” jawabnya.
“Mau di temenin aja?” tawarnya lagi.
Senja memutarkan bola matanya malas. “Bilang aja mau bolos!” sarkas nya membuat Mega menyengir lebar.
“Gue nggak papa kok, di sini gak ada orang kan?” tanya Carra yang di balas gelengan oleh keduanya.
“Kalau gitu kita duluan, kalau ada apa-apa chat aja.” kata Senja yang di balas anggukan oleh Carra.
Setelah sepeninggalan Senja dan Mega, Carra mulai memejamkan matanya merasa sedikit pusing mungkin efek dari upacara tadi yang panas.
Baru ada sepuluh menit Carra tertidur, tidurnya merasa terganggu saat mendengar langkah sepatu yang terus terdengar sampai jelas. Ingin membuka mata, namun Carra terlalu bodo amat.
Clekk
Pintu UKS terbuka dan memperlihatkan seseorang dengan tubuh tegap dan rahang tegas berjalan ke dalam UKS dengan penampilan yang berantakan.
Carra tidak peduli, membuka matanya saja enggan. Menganggap itu bukanlah suatu masalah atau pengganggu saat ini.
“Awshh,” Carra meringis saat luka bagian lututnya di sentuh membuat mau tidak mau, dirinya membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (REVISI)
Roman pour AdolescentsFOLLOW DULU SEBELUM BACA!!! (Plagiat di larang mendekat!) Jangan lupa tinggalkan jejak 🌻 Typo bertebaran harap maklum! __________________________________________________ Start 05/03/21 Finish 29/04/21 Ini tentang Alaska si cowok arogan yang berteka...