ALASKA -10

22K 882 8
                                    

Setelah kejadian tadi, Alaska langsung di bawa ke UKS untuk di cek kondisi kakinya. Saat ini keadaan UKS seperti pasar malam. Banyak yang berbondong-bondong memaksa masuk ke dalam UKS untuk melihat Alaska.

Di dalam ruangan sudah ada dokter dan penjaga UKS. Setelah di periksa tadi, kaki Alaska ternyata keseleo dan sedikit memar. Cowok itu sempat berteriak kesakitan saat kakinya di urut, saat itu juga beberapa orang yang berada di luar UKS ikut ngilu melihatnya.

“Jangan banyak gerak dulu ya,” peringat Bisma–Dokter yang menjaga UKS. Alaska hanya membalasnya dengan deheman.

“Maaf ya Dok, temen saya memang seperti itu,” kata Guntur menyengir lebar kepada Bisma. Bisma hanya mengangguk dan tersenyum lalu berpamitan untuk ke ruangannya.

Di sini hanya tinggal Alaska dan ketiga temannya. Ralat, maksudnya dan mereka yang sedang berkerumun di ambang pintu dan kaca UKS. Alaska membenarkan dirinya menjadi duduk di atas blangkar di temani ketiga temannya yang berdiri.

“Baru kali ini gue liat lo jatuh Ska,” kata Biru terkekeh.

Cowok itu merasa aneh melihat ketua GALAKSI yang tumbang karena keseleo, bahkan lebih bikin Biru aneh itu ketika Alaska yang berteriak saat di urut. Bahkan waktu Alaska kena sayatan waktu tempur, cowok itu masih kuat dan biasa saja.

“Apalagi pas liat lo teriak kesakitan. Ughh, gemes-gemes gitu,” lanjut Guntur tertawa di ikuti Biru dan juga Fajar yang hanya terkekeh.

“Bacot!” sarkas Alaska. Cowok itu memalingkan wajahnya menatap ke arah lain, tak ingin memperlihatkan wajahnya yang merah padam karena malu.

Setelah kejadian tadi, Bima terus meminta maaf kepada Alaska. Namun apa daya, Alaska tetap keras kepala. Cowok itu masih tetap menganggap bahwa Bima lah yang salah. Baru kali ini Alaska sensitif dalam permainan. Cowok itu biasanya terlihat anteng dan terlalu bodoamat dengan sekitar.

Alaska menggerakkan badannya yang terasa pegal, lalu membenarkan dirinya lagi untuk berbaring sejenak. Sedangkan yang lainnya hanya mencibir melihat kelakuan temannya yang satu ini.

Bruk

Suara gebrakan pintu, menyadarkan kembali tubuh Alaska yang tadinya ingin tidur menjadi bangun kembali. Pandangannya melirik ke arah ambang pintu di ikuti ketiga temannya yang lain.

Tiga gadis yang berjalan dengan tergesa-gesa. Aish, hanya satu gadis yang tergesa-gesa dan menyeret dua orang yang lainnya.

“Kenapa bisa masuk?” bingung Guntur.

Mega menyengir lebar. “Gue terobos bodyguardnya,” katanya.

Mereka adalah Mega, Senja, dan pastinya Carra. Mega ngotot ingin masuk saat dirinya di hadang oleh beberapa anak GALAKSI yang menjaga pintu masuk supaya tidak ada yang berani mengganggu Alaska. Cewek itu sedikit cerdik dengan menggunakan Carra yang notabennya pacar Alaska sebagai alasan.

Carra dan Senja memutarkan bola matanya. Sedangkan Guntur hanya menggelengkan kepalanya heran. Mega itu polos, tapi bar-bar. Guntur selalu menganggap Mega seperti itu.

Guntur berdehem sebentar. “Hayoo, neng Carra ngapain ke sini?” godanya. Carra yang mendengarnya sontak bergidik tak suka.

“Mau jenguk pacarnya ya?” kali ini Biru yang menggoda. Cowok itu tertawa puas bersama Guntur dan bertos ria.

Mega yang mendengarnya tersenyum jahil. “Iya nih! Tadi si Carra yang liat Alaska di papah langsung gencar narik-narik gue sama Senja buat ke sini,” katanya sambil terkekeh sendiri.

Carra yang mendengarnya sontak melotot tak terima, lantas memukul tangan Mega kasar karena kesal.

“Ska, pacar lo lagi khawatir nih ceritanya,” goda Guntur. Cowok itu tertawa keras bersama Biru di sampingnya.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang