ALASKA -31

17.5K 679 3
                                        

Alaska melajukan mobilnya dari kecepatan sedang menjadi tinggi membuat Carra di sampingnya kaget dengan perlakuan tiba-tiba cowok itu.

“Al! Lo mau mati?” decak Carra sebal.

Ucapan gadis itu tidaklah di dengar oleh Alaska, dan hanya di anggap sebagai angin lewat. Benar-benar tidak ingin mendengar apapun saat ini, Alaska malah semakin menambah laju mobilnya membuat Carra semakin menjerit ketakutan.

Entahlah, di pikirannya saat ini sedang campur aduk. Mood nya tiba-tiba turun begitu saja saat melihat wanita yang bersama Dirga tadi. Meski Alaska tidak mengetahui kalau tadi Dirga dan Andin ada di sana, Alaska kira hanya ada perwakilan guru-guru yang menonton.

Sudah cape dengan aksinya, Alaska menghentikan mobilnya secara mendadak di pinggir jalan membuat Carra lebih kaget dan hampir terbentur keningnya ke depan.

“Al, lo mau ngajak mati huh?!” pekik Carra menatap tajam lelaki di sampingnya lalu mengatur nafasnya yang memburu.

“Lain kali kalau mau ngebut jangan ngajak-ngajak!” decaknya lagi.

Alaska mencengkram kuat setir mobilnya, dia lupa bahwa dirinya tidaklah hanya sendiri. Dengan mengatur nafas, Alaska menundukkan kepalanya mencoba tidak emosi di waktu seperti ini.

“Lo kenapa sih? Aneh tau!” sarkas Carra kembali lalu bersandar kembali.

“Maaf,” hanya kata itu yang mampu Alaska keluarkan saat ini sambil menunduk.

Carra bungkam, dirinya tiba-tiba terdiam tanpa niat membuka mulut. Padahal tadinya Carra akan mengeluarkan semua unek-uneknya namun ketika mendengar ucapan Alaska barusan yang terdengar lirih membuat dirinya diam.

Alaska mendongakkan kepalanya menatap Carra dengan tatapan biasanya. “Lo gak papa kan?” yang cowok itu mendapat gelengan singkat dari Carra.

Carra dapat melihat tatapan sendu di mata elang Alaska. Entah inisiatif dari mana, dirinya tiba-tiba melepaskan Safety belt dirinya lalu tangannya bergerak kembali membalikan wajah Alaska yang lurus kedepan menjadi menghadap dirinya kembali.

“Kenapa?” tanya Carra.

“Emang gue kenapa?” tanya balik Alaska datar.

Carra berdecak. “Jangan bohong! Gue tau ada yang lo sembunyiin kan? Cerita ayo!” titah gadis itu.

Alaska menatap manik mata Carra, terdapat tatapan tulus di sana. “Gue gak papa Carra,” ucapnya pelan.

“Lo anggap gue apa sih Al?” tanya Carra tiba-tiba.

“Pacar,”

“Kalau lo anggap gue pacar lo, cerita. Buat apa gue selama ini? Gue kadang suka bingung dengan sikap lo yang kadang seperti memperlakukan gue penting dan kadang orang asing. Gue gak tau,” ucap Carra menatap sendu ke depan.

“Maaf,” Alaska kembali mengucapkan kata maaf dengan kepala yang menunduk.

“Cerita, gue bakalan ada buat lo.” ucap Carra mengangkat kepala Alaska agar menatapnya lagi.

“Tapi gak gampang buat gue cerita,” balasnya.

“Lo bisa lakukan apapun setelahnya, asal lo gak pendam semuanya sendiri.” ucap Carra. Entah keberanian dari mana membuat Carra seakan ingin tahu apa yang Alaska alami saat ini.

Alaska menatap manik mata Carra, cowok itu menghela nafasnya panjang. “Mungkin gak banyak orang lain tau tentang keluarga gue, gue anak tunggal yang merasa di acuhkan setelah Mamah gak ada.” katanya membuat Carra diam dan menyimak.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang