ALASKA -25

18.1K 739 1
                                    

Fajar dan dan anak GB-GunturBiru berjalan memasuki rooftop dengan beberapa lontaran canda yang Guntur katakan. Cowok berambut agak pirang itu berjalan mendahului Fajar yang awalnya berada di depan.

Sedikit heran saat melihat pintu rooftop tidak di tutup ataupun di kunci. Tanpa basa-basi, mereka bertiga langsung memasuki area rooftop yang sudah terlihat ada Alaska di sana.

Sadar atau tidak, Fajar dan yang lainnya mengernyit heran melihat Alaska yang melamun tanpa menyadari kehadiran mereka di sini. Guntur memilih duduk di bangku depan Alaska dengan Biru di sampingnya dan Fajar yang berada di bangku satu samping bangku Alaska.

“Gue rasa si Alaska kesambet kunti di sini deh,” kata Guntur membuat Biru terkekeh.

“Pikiran lo Tur! Mana ada hantu yang berani masuk ke tubuhnya si Alaska. Orangnya aja galak gitu,” kata Biru menoyor kepala Guntur tak habis pikir.

“Kagetin aja gimana?” saran Guntur.

“Kalau lo mau di bantai silahkan! Gue mah ogah!” decak Biru.

Fajar tidak ikut campur, cowok itu berjalan dan duduk di samping Alaska dan membuyarkan lamunan cowok itu dengan menepuk pundaknya. Membuat Alaska sedikit terkejut.

Tatapan terkejutnya ia segera ubah menjadi datar kembali. Matanya beralih menatap ke depan dan menemukan Guntur dan Biru yang saat ini juga melihatnya dengan tatapan yang sulit si artikan. Kapan mereka ada di sini? Pikirnya.

“Lo bolos berapa Minggu Ska? Kok gak balik-balik?” tanya Guntur.

“Lo mah udah gak asik! Gak ajak-ajak lo kalau bolos,” timpa Biru.

Alaska menghiraukan ucapan mereka berdua. Pandangannya beralih kembali menatap Fajar yang berada di sampingnya dengan alis yang terangkat satu.

“Udah bel?” tanyanya di balas anggukan oleh Fajar.

“Barusan,”

Alaska mengangguk faham. Pandangannya kembali lurus ke depan, melepaskan sejenak pikirannya. Kemarin malam, Dirga pulang kembali ke rumahnya. Itulah yang membuat Alaska sedikit bad mood, melihat kedatangan Dirga yang hanya untuk mengambil barang sungguh membuat hati Alaska melengos begitu saja.

Mungkin kalau masih ada bundanya, Alaska tidak akan pernah menjadi pemuda yang pendiam, urakan, bandel, dingin, cuek, bahkan arogan. Selama ini lelaki itu hanya kehilangan sesuatu yang berharga, namun semuanya telah hilang sampai membuat Alaska yang ceria berubah menjadi pendiam.

Dominan sih mengatakan Alaska bukan pendiam seperti kutu buku. Hanya saja cowok itu lebih tertutup dengan dunia di luaran sana, untuk bersosial pun Alaska masih sedikit ragu. Hanya ada GALAKSI keluarga yang Alaska punya saat ini.

“Ska,” panggil Fajar di balas deheman oleh sang empu. “Lo tadi di sini sendiri?” pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir Fajar.

Guntur dan Biru ikut mengalihkan pandangannya menatap Alaska yang masih terdiam. Jujur, sedikit curiga juga ketika mengetahui Fajar bertanya seperti itu. Bisa saja pertanyaan Fajar ada benarnya juga.

Alaska hanya membalasnya lagi dengan deheman. “Kenapa?” tanyanya. Fajar menggeleng sebagai jawaban.

Guntur membulatkan mulutnya saat mengingat sesuatu. Tangan cowok itu terangkat dan menggebrak meja dengan tiba-tiba membuat yang lainnya kaget.

“Apaan sih Tur?” sewot Biru dengan nafas yang masih tersegel kaget.

Cowok itu hanya menyengir. “Gue baru keinget sesuatu aja,” kata cowok itu. “Gue punya berita panas nih, y-ya meski gak tau bakalan panas atau enggak.” kata cowok itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang