ALASKA -32

15.6K 640 5
                                    

Suara iringan lagu terdengar jelas di setiap pendengaran orang di sekitar termasuk Alaska. Cowok itu ikut menikmati iringan musik DJ yang masuk ke Indra pendengarannya dengan segelas minuman yang mengandung alkohol di tangannya.

Club' malam, adalah tempat Alaska berada saat ini. Di temani ketiga temannya yang tadi sempat di ajak oleh Alaska dengan tawaran Alaska mentraktir mereka membuat mereka yang awalnya menolak manjadi ikut.

Alaska meneguk kembali satu gelas di tangannya dengan tatapan datar ke depan, lelaki itu sudah hampir menghabiskan tiga botol bir yang membuat ketiga temannya menatap heran. Biasanya cowok itu hanya akan habis beberapa gelas namun sepertinya dia sedang ada masalah.

“Lagi,” kata Alaska menyuruh Guntur.

Fajar berdecak. “Lo udah habis tiga botol Ska,” peringat nya.

“Tur!” tegas Alaska membuat cowok itu mau tak mau menuruti ucapannya.

“Lo kalau ada masalah cerita Ska, jangan ngelampiasin ke diri sendiri!” bentak Fajar tiba-tiba.

“Lo tau apa tentang gue?” balas Alaska tajam menatap Fajar. “Gak usah sok peduli sama kehidupan gue!” lanjutnya.

“Gue rasa dia udah gak sadar deh Jar,” kata Biru ikut menimpali.

Alaska kembali meminum segelas yang Guntur batikan. Seperti tidak ada beban, lelaki itu tak memperdulikan sekitar yang sedari tadi menatapnya tak henti. Salah satunya adalah cewek-cewek kurang belain.

“Lo tau gak?” tanya Alaska tiba-tiba membuat ketiganya menghentikan aktivitas dan menatap kearahnya.

“Gue punya Ibu tiri,” katanya membuat mereka terkejut. “Dia baik sama gue, entah niat dari hati atau cuma cari muka.”

“Maksudnya Om Dirga nikah lagi?” tanya Guntur mendapat jitakkan dari Biru.

Alaska membalasnya dengan anggukan. “Tadi Carra bilang sama gue buat coba menerima, dan gue rasa gak ada salahnya. Tapi kalian tau?” tanyanya menatap satu persatu dari mereka.

Alaska terkekeh miris. “Dia nyokap nya Mars, rival gue dari dulu.” lanjut cowok itu semakin membuat ketiganya terkejut atas kenyataan yang menghampiri Alaska saat ini.

“Ketua Pegasus?” tanya Biru memicing dan mendapat anggukan dari Alaska.

“Anjir! Denger namanya aja gue kok emosi?” gumam Biru. “Terus nyokap nya gimana? Om Dirga juga tau gak kalau dia musuh lo?” lanjut cowok itu.

“Gue cuma ngerasa dia udah gantiin posisi gue yang sebenernya udah hilang dari tujuh tahun yang lalu, dan dia gantiin posisi itu dengan cuma-cuma.” kata cowok itu tanpa sadar.

Tangannya bergerak kembali meminum bir di tangannya membuat Fajar semakin tak mengerti dengan temannya itu. Alaska, kalau udah mabuk berat, susah sadarnya. Kejadian kali ini bukanlah pertama kalinya, namun kesekian kalinya yang akhirnya membuat mereka bertiga repot.

“Ska, mau sampe kapan lo di sini?” tanya Guntur santai.

Alaska tidak menjawab, tubuh cowok itu terlihat lemas. Alaska memejamkan matanya merasa berat di kepalanya membuat pusing yang luar biasa. Dengan pikiran yang terus berjalan entah memikirkan apapun itu membuat pusing di kepalanya semakin menjadi-jadi.

“Setiap lo mabuk, nyusahin!” cibir Fajar menatap Alaska malas.

Alaska samar-samar dapat mendengar ucapan Fajar di dirinya yang setengah sadar, namun mulut, tangan, mata, ataupun kakinya tidak lah mampu berbuat apapun seperti menendang, memukul, mencibir, bahkan membuka matanya pun susah.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang