ALASKA -49

16.1K 649 5
                                    

Alaska semakin mempercepat langkahnya menyusul Alfa yang sedang berjalan dengan kedua temannya sesekali tertawa.

Tangannya semakin terkepal kuat dengan mata yang terus menatap tajam membuat beberapa di antaranya yang melihat bergidik ngeri, bahkan ada yang sampai wajahnya memucat.

Alfa–cowok itu menghentikan langkahnya saat merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Di ikuti kedua temannya yang ikut terhenti namun tak lama kemudian membalikkan badannya dan menatap malas Alaska yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya.

Alaska ikut menghentikan langkahnya. Cowok itu melipat kedua tangannya di dada lalu menatap tajam objek di depannya saat ini. Bibirnya terangkat membentuk seringai, lalu berjalan perlahan mendekati tempat dimana Alfa terdiam berdiri.

“Apa?” tanya Alfa menantang.

Dirinya tidak merasakan ada salah atau masalah apapun dengan anak pemilik sekolah yang sok berkuasa ini. Aish! Kalau saja Alaska dengar, pasti cowok itu akan langsung menonjok nya.

“Gak ada kerjaan lain lo cari masalah mulu?” tanya Revan yang berada di samping Alfa menatap Alaska jengah.

“Bukannya kebalik?”

Mereka bertiga menatap satu sama lain. Menatap Alaska jengah dan menusuk. Dengan berani, Alfa maju satu langkah mendekat ke arah Alaska dengan alis yang terangkat satu.

“Ada masalah sama gue?” tanyanya lalu terkekeh. “Gue rasa enggak deh,” lanjutnya.

“Udah pernah gue peringatan kan? Jangan pernah ganggu milik gue!” teriaknya menekan kata 'milik gue'

Alfa tertawa, jadi ini alasan cowok itu menghampirinya? Ah, kalau tidak juga mana mungkin seorang Alaska menghampiri seseorang jika ada perlu, kecuali orang tersebut yang ia datangkan.

“Milik lo? Siapa?” tanyanya pura-pura tak tahu.

Alaska memejamkan matanya merendam emosi dengan kedua tangannya yang sudah terkepal kuat agar tidak sembarang memukul. Kenapa orang di depannya ini sangat menyebalkan?

“Gue peringatan sekali lagi, jangan! Pernah! Ganggu! Milik! Gue!” bentaknya dengan menekan setiap kata.

Alfa malah semakin tertawa. Menurutnya, ucapan Alaska itu sangatlah lucu. Bukannya ia pernah berjanji, kalau dirinya tidak akan pernah menyerah begitu saja.

“Uuuu,,, takut.” ucapnya seperti terkejut. “Tapi semuanya, gak ada yang gak mungkin. Bisa aja kan besok, lusa, atau nanti Carra jadi milik gue?” tantangnya.

Mendengar nama Carra, Alaska semakin emosi. Tanpa pikir panjang, cowok itu langsung menonjok muka Alfa kuat. Nafasnya semakin memburu kala melihat Alfa yang malah terkekeh dengan menyela darah dari sudut bibirnya.

“Lo gak tau berurusan sama siapa,” ucap Alaska dingin.

Alfa menatap bingung Alaska. “Oyah? Gue gak tau tuh berurusan sama siapa.” ucapnya semakin menjadi-jadi.

Alaska mengeraskan rahangnya. Berani sekali orang ini meremehkan dirinya seperti itu, seorang ketua GALAKSI tidak akan pernah mengampuni siapa saja yang sudah berani menginjak-injak harga dirinya.

Alaska melayangkan pukulan kembali dengan berkali-kali. Membuat suasana koridor semakin ricuh dan berhamburan pergi saat melihat Alfa yang tersungkur kesana kesini. Kedua teman Alfa ingin membantu, namun dengan cepat Alaska membogemnya terlebih dahulu.

Alfa tidak mau kalah. Cowok itu ikut memukul Alaska dengan bruntal. Emangnya dia saja yang bisa? Pikirnya menyeringai.

“Ska!” teriak Guntur yang baru datang dengan kedua temannya yang lain.

Alaska (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang